MAKASSAR – Pencinta sinema Indonesia kembali bisa menikmati tayangan berkualitas yang mengangkat budaya lokal ke layar lebar. Drama komedi Puang Bos karya perusahaan produksi Megti Media (MMFilm) yang bekerja sama dengan platform teknologi Privy mengajak masyarakat untuk mengetahui sejarah proses pembuatan kapal Pinisi yang menjadi warisan budaya takbenda UNESCO.
Film ini menggandeng aktor dan komika besar nasional seperti Michelle Ziudith, Ibrahim Risyad, Pritt Timothy, Gilbert Patirihu, Zoe Levana, Mongol Stress dan Arif Brata. Gulir untuk informasi lebih lanjut!
Film MMFilma pertama ini berbalut drama dan komedi yang membawa kisah hangat keluarga dekat dengan masyarakat Indonesia khususnya di Sulawesi.
Formula yang sama sebelumnya berhasil membawa film Ngeri-Ngeri Sedap sukses di tahun 2022. Hal ini membuktikan bahwa budaya lokal yang kental dengan dikelilingi drama dan komedi serta dekat dengan keseharian masyarakat dapat menjadi daya tarik yang besar untuk menarik penonton.
Untuk mendapatkan nuansa lokal yang kental pada film Puang Bos, pihak produksi MMFilm juga banyak mengikutsertakan sineas yang berasal atau berpengalaman di Sulawesi Selatan. Sutradara Adink Liwutang pun mengakui hal tersebut.
“Sebenarnya saya hanya membawa asisten direktur dari Jakarta. Selebihnya DOP dan tim kreatif, saya dibantu oleh saudara sutradara lokal di sini sebagai co-director dan dia membantu saya dalam semua casting, cast dan soundtrack yang saya gunakan teman-teman musisi lokal,” jelas dia adalah Andik Liwutang, dalam sesi temu sapa Film Puang Bos yang digelar baru-baru ini di Anjungan Pantai Losari, Makassar.
Kuatnya budaya lokal khususnya Makassar dalam film ini juga menjadi tantangan bagi kedua pemeran utamanya, Michelle Ziudith dan Ibrahim Risyad. Apalagi keduanya bukan berasal dari Makassar. Di sini pengembangan karakter menjadi ujian, khususnya yang berkaitan dengan penggunaan dialek lokal.
“Yang pasti afiks dalam dialek Makassar itu susah sekali karena banyak sekali. Mungkin dulu saya sering mendengarnya, tambah Mii. Tapi ternyata setelah saya baca di sini dan memulai proses perekaman, Saya semakin banyak mendengar imbauan,” kata Ibrahim Risyad kepada wartawan, Sabtu, 27 Juli 2024.
“Saya keturunan Melayu. Jadi di Medan kami tidak menggunakan bahasa Batak, hanya bahasa Melayu saja, jadi ada tekanan yang tidak jauh berbeda dengan bahasa Makassar,” tambah Michelle Ziudith.
Yang pasti potensi Puang Bos untuk menyamai atau bahkan melampaui prestasi Ngeri-Ngeri Sedap terbuka lebar. Selain itu, film ini juga turut meramaikan Makassar International Eight Festival & Forum 2024 (F8 Makassar) yang dikunjungi ribuan pengunjung.
CEO Privy sekaligus produser Puang Bos Marshall Pribadi berharap film ini bisa memberikan dampak besar dalam memajukan pariwisata di Sulawesi Selatan.
“Tentunya kami berharap film ini dapat menjadi media yang membantu mempromosikan potensi wisata lokal, khususnya budaya dan keindahan alam Bulukumba. Tidak hanya itu, kami juga berharap film ini dapat semakin menggugah kesadaran dan kecintaan masyarakat terhadap warisan budaya Indonesia,” kata Marshall.
Untuk ‘mengintip’ alur film Puang Bos, Anda bisa menonton trailernya di YouTube. Film ini akan tayang pada tahun 2024, di seluruh bioskop tanah air.