Titik Kumpul – Jejaring sosial kini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Banyak orang secara aktif membagikan kehidupan pribadi, pendapat, dan pencapaian mereka secara online. Namun kebiasaan ini kerap menimbulkan tekanan, terutama di kalangan generasi muda.
Ketakutan terhadap pandangan orang lain semakin nyata, terutama di Indonesia yang sosial budayanya sangat mementingkan pentingnya citra dan opini publik.
Ketakutan tersebut dapat berubah menjadi ketakutan yang mengganggu kehidupan sehari-hari yang disebut FOPO (fear of other opinion). Tidak jarang seseorang merasa ragu untuk memposting sesuatu di media sosial karena khawatir dengan reaksi yang ditimbulkannya.
Di sisi lain, perasaan tidak aman atau ragu pada diri sendiri seringkali muncul tanpa adanya apresiasi dari orang lain sehingga menimbulkan kecemasan sosial bahkan depresi. Penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara FOPO dan ketidakamanan agar dapat mengelola perasaan ini dengan lebih baik.
Artikel ini akan membantu Anda membedakan kedua kondisi tersebut dan memberikan solusi untuk menjaga kesehatan mental dalam menghadapi tekanan sosial: definisi dan penyebabnya
FOPO atau Fear of Other People’s Opinions adalah suatu kondisi di mana seseorang merasa sangat bergantung pada pendapat orang lain terhadap dirinya. Ketakutan ini membuat mereka sangat khawatir dengan apa yang orang lain pikirkan tentang tindakan, penampilan, atau keputusan mereka.
Di Indonesia, dimana opini publik sering dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan atau kegagalan seseorang, FOPO dapat berdampak signifikan pada berbagai aspek kehidupan, mulai dari pilihan karier hingga gaya hidup.
FOPO seringkali dipicu oleh media sosial, di mana setiap tindakan kita dapat dilihat, dikomentari, dan dibandingkan dengan orang lain. Saat kita melihat kehidupan orang lain di media sosial, kita mulai khawatir apakah hidup kita lebih baik dari mereka.
Perbandingan sosial ini memperkuat FOPO, membuat kita lebih peduli terhadap pandangan orang lain terhadap kita. Selain itu, budaya yang lebih mengutamakan opini publik atau sosial dibandingkan individu di Indonesia memperkuat fenomena ini: definisi dan penyebab
Ketidakamanan adalah kurangnya rasa percaya diri, kurang percaya diri, atau perasaan negatif terhadap berbagai aspek kehidupan. Seseorang yang merasa tidak aman mungkin mempertanyakan kemampuan, penampilan, atau nilai dirinya, meskipun tidak ada orang yang mengkritiknya secara langsung.
Ketidakamanan datang dari dalam dan sering kali dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, trauma, atau standar tinggi yang kita tetapkan untuk diri kita sendiri. Misalnya, seseorang mungkin merasa minder dengan penampilannya karena sering disamakan dengan model di media sosial, atau mungkin merasa kurang pintar karena gagal secara akademis.
Ketidakamanan bisa datang dari tekanan keluarga atau masyarakat yang mempunyai ekspektasi tertentu terhadap seseorang.
Perasaan tidak aman dapat berasal dari berbagai faktor, seperti pengalaman negatif di masa lalu, tekanan sosial, atau standar kecantikan dan kesuksesan yang sulit.
Di Indonesia, banyak orang merasa tidak aman karena tekanan dari keluarga atau lingkungan untuk memenuhi harapan sosial. Misalnya, tekanan untuk menikah pada usia tertentu, memiliki karier tertentu, atau mengupayakan standar kecantikan tertentu dapat menimbulkan perasaan tidak aman antara FOPO dan insecure.
Meskipun FOPO dan ketidakamanan adalah dua kondisi yang berbeda, keduanya memiliki kesamaan utama: Ketakutan terhadap evaluasi negatif: Baik FOPO maupun ketidakamanan melibatkan ketakutan terhadap evaluasi negatif. FOPO berasal dari kekhawatiran terhadap reaksi orang lain, sedangkan rasa tidak aman berasal dari keraguan diri. Efek psikologis serupa: Keduanya dapat menyebabkan stres, kecemasan, bahkan depresi. Orang dengan kedua kondisi tersebut sering kali menghindari situasi sosial, menjadi terisolasi, atau memiliki harga diri yang rendah. Perbandingan Sosial: Baik FOPO maupun rasa tidak aman sering kali berasal dari kebiasaan membandingkan diri sendiri dengan orang lain, yang pada akhirnya menurunkan harga diri dan membuat seseorang lebih khawatir tentang cara mereka dinilai.
Perbedaan antara FOPO dan berbahaya
Terlepas dari kesamaannya, ada perbedaan mendasar antara FOPO dan ketidakamanan: Fokus: FOPO berfokus pada cara orang lain memandang kita, sementara ketidakamanan lebih berfokus pada persepsi diri sendiri dibandingkan persepsi eksternal. Sumber ketakutan: FOPO berasal dari ketakutan terhadap reaksi atau penilaian orang lain, sedangkan rasa tidak aman sering kali berasal dari pengalaman pribadi yang negatif atau keraguan pada diri sendiri. Perilaku terpola: Orang yang mengalami FOPO cenderung mengubah perilakunya agar sesuai dengan harapan orang lain, sementara orang yang merasa tidak aman lebih banyak berjuang dengan harga diri yang rendah dan kebingungan tentang harga diri mereka. FOPO dan cara mengatasi ketidakpastian
Mengelola FOPO Untuk mengatasi FOPO, penting untuk berhenti terobsesi dengan pendapat orang lain. Beberapa langkah yang dapat Anda lakukan antara lain: Mengenali pemikiran negatif: Sadarilah bahwa Anda mulai terlalu memikirkan apa yang dipikirkan orang lain. Latih kepercayaan diri: fokus pada nilai Anda dan hargai pencapaian Anda. Batasi penggunaan media sosial: Kurangi jumlah waktu yang Anda habiskan di media sosial untuk menghindari perbandingan yang tidak perlu.
Mengatasi Ketidakamanan Untuk mengatasi rasa tidak aman, fokuslah pada pengembangan diri dan membangun kepercayaan diri: Fokus pada kekuatan: Identifikasi kekuatan Anda dan gunakan sebagai dasar untuk membangun kepercayaan diri. Kelilingi diri Anda dengan dukungan positif: Orang yang suportif dapat membantu mengurangi perasaan tidak aman. Terima dirimu: belajar mencintai diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekuranganmu.
Peran media sosial Baik FOPO maupun ketidakpercayaan seringkali muncul melalui media sosial. Dengan membatasi konsumsi media sosial dan berhenti membandingkan diri dengan orang lain, kita bisa mengurangi kecemasan yang muncul dari kedua situasi tersebut.
Meskipun FOPO dan ketidakpastian sering terjadi bersamaan, keduanya merupakan kondisi yang berbeda. FOPO lebih fokus pada rasa takut terhadap pendapat orang lain, sedangkan insecurity lebih fokus pada perasaan tidak aman yang datang dari diri orang tersebut.
Dengan memahami perbedaan-perbedaan tersebut, kita dapat menghadapi kedua kondisi tersebut dengan lebih baik dan menjaga kesehatan mental kita dalam menghadapi tekanan sosial yang ada, terutama di Indonesia dimana opini publik menjadi faktor penentu dalam banyak aspek kehidupan.