JAKARTA – Fuji disebut-sebut aura maghrib oleh netizen yang dibanjiri unggahan video yang memperlihatkan Fuji berdansa bersama beberapa wanita. Tiktokers @shellacletus marah dan menyebut pemikiran orang Indonesia sangat kampungan.
Akun dengan username Nigeria Woman itu mengungkapkan dirinya sangat ‘marah’ karena komentar netizen yang menyebut Fuji memiliki ‘aura maghrib’ alias berkulit gelap. Komentar netizen seolah menjadi sudut kulit sawo matang. Sehingga menimbulkan kesan bahwa orang yang berkulit gelap itu jelek dan jorok.
Namanya aura maghrib, aura tahajjudlah, kulitnya gelap. Makanya yang berkulit putih kelihatannya jorok sekali, jorok, ujarnya dengan nada getir.
Ia mengatakan, mungkin bukan hanya dirinya yang marah, namun semua perempuan berkulit sawo matang (gelap) itu marah setelah melihat video yang diunggah akun @Riffa.
Wanita itu langsung membela kakak ipar Vanessa Angel tersebut. Dia mengatakan bahwa kebetulan hanya Fuji yang memiliki kulit lebih gelap dibandingkan gadis-gadis lain dalam video tersebut. Bukan berarti Fuji punya ‘aura maghrib’.
“Saya frustasi dengan mentalitas orang India. Orang India punya mentalitas desa! Udik! Tahu kan Udik!,” kata sang TikToker.
Para wanita tersebut juga mengejutkan Shellacletus yang datang menghina Fuji karena warna kulitnya yang gelap dan berpura-pura cantik. Shellacletus sendiri tak menolak keindahan Fuji. Para Tiktokers ini pun tak menunda warganet ‘buta’ yang menutup mata terhadap kecantikan adik Fadli Faisal tersebut.
Selain itu, para Tiktokers dengan lebih dari 297 ribu pengikut ini berpesan agar kita tidak terbiasa memandang wanita cantik berkulit putih.
“Indonesia semakin diikuti standar kecantikannya, semakin gila saya melihatnya,” kata Shellacletus.
Faktanya, wanita pribumi Indonesia memiliki kulit berwarna coklat dan zaitun yang masih tergolong dalam jenis kulit sawo matang. Tak ketinggalan, ia mengingatkan agar perempuan lain tidak terlena dengan ulah netizen yang kerap menyebut ‘aura maghrib’ di akun media sosial.
“Jangan sampai perempuan berkulit sawo matang, berkulit sawo matang, dan sebagian besar berkulit putih merasa minder, insecure demi diri sendiri, warga negara Indonesia.”