Gak Mampu Bayar Gaji Karyawan, Recaro dan BBS Bangkrut

VIVA – Bagi penggemar modifikasi atau balap pasti sudah tidak asing lagi dengan merek jok Recaro dan pelek BBS. Setelah puluhan tahun melakukan revitalisasi industri otomotif, dua merek aftermarket Jerman kini bangkrut.

Pengumuman pertama dibuat oleh spesialis interior mobil Recaro Automotive, yang tidak dapat mengembangkan bisnisnya karena pesatnya kenaikan harga bahan baku.

Secara finansial atau dengan modal sendiri, tidak mungkin lagi menciptakan produk baru akibat krisis kenaikan harga. Juga tidak ada pelanggan skala besar yang menggunakan produk ini sekarang.

Tak hanya fokus pada interior mobil, perusahaan yang didirikan Wilhelm Reuter pada tahun 1906 ini juga membuat kursi untuk pesawat terbang, bekerja sama dengan perusahaan mainan.

Berdasarkan laporan Autocar, merek yang menggabungkan nama belakang pendirinya, Reuter dan Carroceri, tidak bisa lagi membayar karyawan sesuai aturan sebelum gulung tikar.

Maka ratusan pekerja di pabrik Recaro di Kirchheim Unter Tech, Baden-Württemberg, melakukan demonstrasi atas nama serikat pekerja logam IG menuntut penjelasan tentang upah mereka.

Begitu pula dengan kasus BBS Automotive GmbH yang mengajukan pailit di pengadilan regional Rottweiler pada 26 Juli. Sekali lagi, masalah utamanya adalah situasi keuangan.

Pendapatan dan laba yang diperoleh tidak seimbang sehingga perusahaan roda mobil tersebut menunda gaji karyawannya mulai Mei 2024. Bahkan menurut Auto Motor & Sport, BBS sudah 4 kali bangkrut.

Yang pertama tahun 2007, lalu tahun 2011, 2020 dan 2023, dan terakhir hingga tahun ini kami memutuskan untuk menutup pembukuan di industri aftermarket otomotif. Selama empat tahun tersebut, BBS berulang kali mencari investor baru dan melakukan dana talangan.

Pelek yang mereka jual di pasar global bervariasi dalam desain, ukuran dan bahan, serta cara pembuatannya. BBS Jerman hanya memproduksi pelek cast and fly, kemudian velg forged dibuat oleh BBS Jepang.

Meskipun Panzer telah meninggalkan markas mereka di negara tersebut, operasi tersebut akan terus beroperasi di wilayah Cherry Blossom, kata perwakilan BDF yang berbasis di AS, The Utopian melaporkan.

“Pendistribusian produk BBS palsu Jepang tidak mempengaruhi pengajuan kebangkrutan Jerman. “Kami akan terus memasok pelek palsu untuk memenuhi permintaan,” kata pernyataan itu.

Sekadar informasi, BBS sudah ada sejak tahun 1970, berasal dari akronim nama pendirinya sekaligus kota tempat lahirnya brand tersebut, seperti Baumgartner, Brand, Schiltach.

Dengan memperhatikan ketentuan tersebut, apakah barang Recaro dan BBS termasuk barang langka dan mahal khususnya di Indonesia?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *