Gandeng Al-Azhar Kairo, Lazis ASFA Gelar Pelatihan Kader Ulama

Kairo – Lazis ASFA bermitra dengan Universitas Al-Azhar Kairo untuk program percepatan kepegawaian pesantren dan lembaga pendidikan Islam di Indonesia. Keduanya sepakat untuk menghasilkan sumber daya manusia terbaik.

Sekretaris Jenderal Pusat Ilmiah Al-Azhar, Prof. Dr. Nadhir Al-Ayyad dan Ketua Lazis ASFA, Muchlis Hasim Yahya, pada pembukaan ceramah intensif dakwah dan fatwa kader ulama berbagai pesantren se-Indonesia di aula Fakultas Sains dan Dirasat Islamia, Kairo, Senin, 19 Februari 2024. Acara ini disponsori oleh Lazis ASFA.

Beberapa pejabat juga turut serta dalam acara tersebut, di antaranya Rektor Universitas Al-Azhar, Prof. Dr. Profesor Salama Daud, Direktur Akademik Internasional Al-Azhar. Dr. Hasan Sholah Al-Sogir, Penasihat Grand Syekh Bidang Kemahasiswaan Internasional, Prof. Dr. Nakhlah Sobri Soidi, Wakil Duta Besar RI Kairo Zaim Nasution, Lazis Assalam Fil Alamin Muchlis Hasym serta Ketua dan Wakil Ketua KC. Anizar Mashhadi, M.A., Pemeran Atdikbud Aming Rahmat Lasim.

Sebanyak 40 orang perwakilan ulama dari berbagai pesantren di Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat ikut serta dalam kajian ini. Workshop ini diadakan selama dua bulan di Kota Misi Islam di Al-Azhar. Materi kajiannya meliputi materi dakwah, metode fatwa, rukun Islam, bahasa Arab, Al-Qur’an dan Tafsir, serta Ulumul Hadits. Acara ini diselenggarakan di Universitas Al-Azhar dibawah arahan dan bimbingan 200 mahasiswa Indonesia penerima beasiswa ASFA.

Dalam sambutannya Rektor Prof. Salama Dawood mengapresiasi peran Lazis ASFA yang terus melakukan akselerasi dan pengembangan sumber daya manusia. Menurutnya, Al-Azhar selalu membuka pintu bagi pelajar dari seluruh dunia yang ingin mempelajari Islam dengan pandangan liberalnya. “Apa yang dilakukan Lazis ASFA sejalan dengan visi Al-Azhar yaitu menghasilkan sumber daya manusia terbaik bagi kemajuan umat Islam di seluruh dunia,” ujarnya.

Ia mengingatkan, para kader ulama serta mahasiswa S1 dan S3 yang mengikuti pendidikan intensif akan segera kembali ke komunitas Islam di Indonesia melalui lembaganya. “Segera promosikan nilai-nilai Islam dan tunjukkan pandangan pesan Islam piagam Al-Azhar,” ujarnya.

Begitu pula Prof. Nadhir Ayyad Lazis pun mengapresiasi peran ASFA. Dikatakannya, pemanfaatan dana zakat, infaq, zakat, dan wakaf untuk peningkatan sumber daya manusia dan peningkatan ilmu pengetahuan sesuai dengan prinsip ajaran Islam, termasuk pekerjaan yang sangat ambisius.

“Peran lembaga zakat dan wakaf seperti ini sering terlihat dalam sejarah peradaban Islam. Ini bukti bahwa Al-Azhar telah menggunakan zakat dan sistem wakaf sebagai alatnya selama lebih dari 1.100 tahun,” ujarnya.

Pada saat yang sama, Prof. Hasan Al-Soghir menekankan pentingnya studi sastra bagi para dai dan ulama. Menurutnya, dakwah harus berbasis literatur, tidak bisa leluasa membicarakan berbagai literatur tanpa analisis ilmiah.

Sejalan dengan itu, Prof. Nakhla menekankan pentingnya pembelajaran bahasa Arab sebagai landasan memahami literatur keagamaan, terutama yang berkaitan dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Tidak mungkin memahami keduanya dengan baik tanpa penguasaan bahasa Arab yang memadai.

KH. Anang Rikza Masihadi, M.A., Ph.D Lazis ASFA Ketua Dewan Pengawas Syariah menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Al-Azhar atas perannya dalam mendidik anak-anak umat Islam Indonesia. “Saat ini ada lebih dari 13.000 pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di Al-Azhar. Mereka akan menjadi manusia, ulama, dan pemimpin umat di masa depan,” ujarnya.

Selain itu, Muchlis Hasim dalam sambutannya menyampaikan bahwa santri Al-Azhar mempunyai peranan yang strategis dalam pembangunan masyarakat Indonesia, banyak diantara mereka yang mendirikan pesantren, memimpin organisasi Islam, umat dan ulama, serta memegang peranan penting lainnya. .

Di tempat terpisah untuk informasi, Pondok Modern Gontor Direktur KMMI K.H. Masikhudi Subari, Pimpinan Pondok Pesantren Darunnaja, Dr. KH. Sofwan Manaf dan Tazakka Kepala Pondok modern K.H. Anang Rikza, MA., Ph.D., menerima perpanjangan (penyetaraan) Al-Azhar Kairo dan Gelar Muilah di bidang Diploma dan Sains.

Baca artikel edukasi menarik di tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *