JAKARTA – Industri budaya Indonesia, khususnya di bidang film dan drama, menghadapi tantangan dalam memperluas aktivitas lokal secara internasional.
Salah satu landasan sastra, khususnya yang berbentuk novel, adalah kekuatan besarnya dalam memantapkan kehadiran budaya dan ketrampilan anak bangsa dalam percaturan bangsa.
Novel bukan sekadar karya seni atau fiksi untuk dinikmati, melainkan cara meningkatkan minat membaca dan menuangkan gagasan.
MaxNovel, aplikasi penyedia cerita pendek, berkolaborasi dengan berbagai universitas di Indonesia, termasuk Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi (LP3I), untuk memberdayakan penulis muda.
Dengan bimbingan dan dukungan ahli, mereka tidak hanya mengajarkan teknik menulis, namun juga menginspirasi kreativitas dan keterampilan menulis siswa.
Max Novel tidak sebatas pengembangan penulis saja, namun juga inklusif, memberikan kesempatan kepada siswa putus sekolah untuk kembali bersekolah dan mengasah kemampuan menulisnya.
Seiring dengan upaya untuk menyulap karya novel terbaik menjadi film dan drama, MaxNovel juga telah membentuk tim video pendek yaitu MaxDrama yang menggabungkan cerita pendek MaxNovel menjadi mini seri di platform TikTok.
Dengan konsep mini-drama yang telah mencapai lebih dari 10 juta penayangan, MaxDrama menetapkan standar baru untuk distribusi berita lokal melalui media visual, dan berencana untuk memperluas ke produksi film layar lebar.
M Ilham Sapri yang merupakan pendirinya mengatakan, cerita fiksi seringkali dipandang sebelah mata.
“Cerita fiksi seringkali dipandang sebelah mata oleh pelajar. Dedikasi kami dalam menciptakan aplikasi lengkap yang membebaskan para penulis untuk berkreasi dalam menulis cerita fiksi di Indonesia melebihi kepentingan komersial,” kata Ilham dalam keterangan yang dikirimkan kepada wartawan, Kamis, 25 April 2024.
“Sebagai generasi baru, kita mempunyai tanggung jawab untuk melestarikan budaya membaca dan menulis bagi anak-anak di masa depan.”
Baca beberapa artikel edukasi menarik di tautan ini.