Titik Kumpul – Kebrutalan tentara Israel saat gencatan senjata kembali terbukti. Tentara Zionis membunuh empat pemuda Palestina di kota Jenin, Tepi Barat, pada Sabtu, 25 November 2023.
Perlakuan buruk yang dilakukan tentara Israel pertama kali dilaporkan oleh Protect Children International in Palestine (DCIP), yang juga mengidentifikasi korban.
Nama empat pemuda Palestina yang gugur di tangan tentara Israel adalah Ahmed Muhammad Hamid Abu Al-Hijah (16), Mahmoud Khalid Mahmood Abu Al-Hijah (17), Amr Muhammad Faisal Abu Al-Wafa (14) dan Muhammad Riaz Fathi Saleh Farhan (15). ).
“Meskipun ada gencatan senjata dengan kelompok bersenjata Palestina di Gaza,” kata Eid Abu Iqtish, direktur program akuntabilitas DCIP.
“Pasukan Israel terus menargetkan dan membunuh anak-anak Palestina di seluruh Tepi Barat yang diduduki,” katanya.
Laporan Middle East Monitor yang mengutip Titik Kumpul Military menyebutkan, korban pertama, Ammar Muhammad Faisal Abu Al-Wafa, ditembak pada pukul 18.30 waktu setempat.
Ammar meninggal setelah menderita luka parah di bagian perut akibat terkena penembak jitu militer Israel.
Saat kejadian, Ammar sedang bersama teman-temannya di dekat rumahnya di kawasan Al-Damja, dekat kamp pengungsi Jenin. Ayah Ammar segera membawanya ke Rumah Sakit Al-Razi, namun nyawanya tidak tertolong.
Bersamaan dengan itu, korban kedua adalah Ahmed Muhammad Hameed Abu Al-Hija yang tewas setelah ditembak di bagian dada oleh tentara Israel dari kendaraan militer.
Ahmed berhasil merekam kebrutalan tentara Israel di ponselnya sebelum akhirnya menyerah pada petunjuk panas. Sementara itu, Mahmoud Khalid Mahmoud Abu Al-Hijah ditembak mati tentara Israel di depan rumahnya di kawasan Al-Zahra.
Saat ia berbaring, beberapa tentara Israel menyita ponsel dan kartu identitas Mahmoud. Tentara Zionis kemudian menyerbu rumahnya dan menolak perawatan medis sampai Mahmoud meninggal.
“Dalam 24 jam terakhir, pasukan Israel telah menembak dan membunuh empat remaja Palestina di Tepi Barat yang diduduki,” tambah Abu Aktish.
“Menahan seseorang di rumahnya dan mencegah paramedis mendatangi mereka untuk memberikan bantuan medis.” Akibatnya, empat anak laki-laki meninggal setibanya di rumah sakit.