Gebrakan Besar di Kaki Cartensz, 3 Pasukan Khusus TNI dan Buaya Putih Kostrad Kuasai Alom

Live – Pemandangan lainnya di kaki gunung tertinggi di dunia, Piramida Kartenz, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

Seratus prajurit TNI bersenjata lengkap dan siap tempur di Posko Satgas Batalyon Infanteri 323/Penunggang Buaya, Kostrad di Ilaga.

Sejumlah besar prajurit TNI, tidak hanya dari Kostrad, tetapi juga dari Kopassus, dikaitkan dengan tentara Indonesia.

Prajurit TNI dari Komando Aksi Cepat TNI Angkatan Udara (KOPSGAT), Pasukan Komando Katak TNI Angkatan Laut (KOPSKA) dan Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (KOPSUS).

Pimpinan gugus tugas masing-masing unit terlihat membahas rencana melakukan operasi besar-besaran di wilayah yang diidentifikasi sebagai zona bahaya operasi kelompok Teroris Separatis Papua (KST) kelompok OPM.

Untuk Kopasgat, berdasarkan rilis resmi Komando Yonif 461/Kopasgat yang dilansir Titik Kumpul Militer pada 5 Agustus 2014, pasukan dipimpin oleh Komandan Pas Dadang Mahrdika Sektor 2, sedangkan Yonif Ryder 323/Buwaya Pudaya untuk satgas. . Dipimpin oleh Letkol Inf. Trai Wiratno.

Mereka bertemu bukan hanya untuk minum kopi bersama tetapi untuk membuat rencana besar. Jadi nampaknya gabungan kekuatan ketiga dimensi ini akan sangat membantu dalam menghasilkan jam tangan yang hebat. Tujuan utama mereka bukan untuk berbenturan dengan OPM. Namun Bukit Alom tetap melanjutkannya.

Saat matahari mulai terbit, iring-iringan akbar dengan seluruh prajurit berbaris menuju Bukit Alom. Kecepatannya juga sangat lamban. Dibeli sepenuhnya, dilindungi oleh sistem keamanan militer yang sangat baik;

Ada yang melindungi dari atas, ada pula yang membukakan jalan. Bahkan, setiap pergerakan tak lepas dari pantauan pesawat tak berawak alias drone yang dikendalikan Komando Utama Ilaga.

Jadi apa yang Anda inginkan dengan begitu banyak tentara, apalagi pasukan khusus pergi ke Bukit Alom?

Sekitar pukul 12.45 WIT, pasukan dalam jumlah besar akhirnya bisa menginjakkan kaki di puncak Bukit Alom. Mereka kembali berkumpul di sana sambil membawa bendera Sang Sak Merah Putih.

Kemudian helm pelindung diganti baret tiap kesatuan, Kopasgat tampil dengan baret oranye, Kopska dengan baret merah, Kopsas dengan baret merah, dan Tim Buaya Putih Kostrad dengan baret hijau.

Bendera diikatkan pada batang terpanjang, kemudian diiringi lagu Indonesia Raya, bendera dikibarkan lebih tinggi dari ketinggian pohon raksasa di puncak Bukit Alom.

Komandan Kopasgat Sektor 2, Kepala Pas Dadang Mahrdika mengatakan, peninggian merah putih di puncak Bukit Alom bukan sekedar upacara memperingati kemerdekaan NKRI, melainkan menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Papua ada. Masih bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca: Innalillahi, TNI Berduka… Kolonel Asap Darmawan Meninggal di Bogor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *