Gegara Disindir Tetangga Belum Bisa Merangkak, Seorang Ibu di Sumbawa Bunuh Bayinya Sendiri

VIVA Trending – Media sosial belakangan ini dihebohkan dengan pemberitaan tragis seorang ibu kandung yang melakukan perbuatan melawan darah dagingnya sendiri. Seorang ibu muda dari desa Padasuka di distrik Loneke, provinsi Simbawa dilaporkan telah membunuh bayi berusia 9 bulan yang baru saja ia lahirkan.

Menurut sumber, ibu muda tersebut juga membuang jenazah bayi berusia 9 bulan yang baru saja dilahirkannya di Sungai Mulang Simbawa. Gulir ke bawah untuk membaca artikel di bawah ini.

Saya mendapat banyak sarkasme dan sarkasme

Kasus ini pertama kali diunggah oleh akun X @Littel_scret9, “Anak kecil seperti itu harus berurusan dengan pembicaraan orang dewasa.” Menurut polisi, perempuan yang memulai NA ini merasa malu dan marah karena bayinya yang berusia 9 bulan masih belum bisa berjalan seperti bayi kebanyakan.

“Pelaku ini marah kepada anaknya karena perkembangannya saat itu tidak sama dengan anak lainnya karena adanya kendala tumbuh kembang.” Jadi alasan pembunuhan itu karena dia sedang marah pada anaknya, Regi Halili, IPTU, Polsek Sambava, kepada VIVA.co.id.

Sang ibu diyakini bertengkar dengan ibu mertuanya sebelum membunuh dan menelantarkan bayinya setelah ibu mertuanya menolak memberinya makan saat ia sedang menyusui. Peristiwa tragis tersebut diduga terjadi saat sang ibu marah-marah usai menanyai orangtuanya saat sedang menyusui anaknya. 

Hal tersebut diketahui dari postingan Instagram @pikology, Kasat Reskrim Polsek Simbawa IPTU Regi Halele mengungkapkan, kejadian tersebut terjadi pada Sabtu 3 Februari 2024. Tanpa pikir panjang, ibu kandungnya tega menyayat dirinya sendiri. Tubuh seorang anak.

Sebelum membuang jenazah ke sungai, mereka memotong leher anak tersebut dengan parang.

Menderita depresi

Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan bahwa terdakwa menderita depresi berat sebelum menikah, menurut informasi yang diperoleh dari penduduk setempat. Namun, kabarnya dia baik-baik saja setelah menikah dengan suaminya.

Namun, setelah memiliki anak, pelaku sering kali di-bully oleh tetangga dan tetangga anaknya yang melakukan kekerasan. Bukan karena sebagian orang bercanda dan berbicara tidak pantas tentang tumbuh kembang bayinya, melainkan karena usianya yang sudah 9 bulan dan belum bisa berjalan.

Tekanan psikologis seperti itu membuat pelakunya stres dan pikirannya menjadi kacau. Dia baru-baru ini berani mengambil nyawa anaknya sendiri secara tragis.

Reaksi warganet

Sontak, tindakan kejam seorang ibu terhadap anaknya langsung memancing reaksi warganet di media sosial.

“Yang seharusnya masuk penjara adalah tetangga dan mertua,” tulis salah satu kolumnis.

“Orang-orang tidak tahu betapa sulitnya merawat bayi. Ditambah lagi, itu tidak sopan kepada orang lain. Ibu baru tidak gila,” tulis yang lain.

“In Allah wa alayhi rajion, ibu itu curiga dan justru menjadi ‘korban’. Katakan yang sejujurnya, kenapa anaknya belum lahir, kenapa dia belum berjalan selama setahun, kenapa dia masih belum bisa bicara. ? Kenapa dia kurus sekali, kenapa putrinya berambut keriting, dll, dll. “Didatangi lagi dan lagi, terutama dari orang yang dekat denganmu, sungguh menyakitkan bagi ibu.”

“Astaghfirullah, yang penting jaga ucapanmu,” sahut yang lain.

– Tetangga yang terhormat, apakah Anda masih tenang, Bu? Apakah Anda masih merasa damai setelah mendengar berita ini? Hahaha menurut saya ibu selalu khawatir bu, saya akan bantu doakan untuk kenyamanan keluarga. Hidup,” kata yang lain.

“Lingkungannya sungguh menyebalkan. Bukannya membuat orang marah, malah menyakiti hati orang,” kata pengguna lain.

“Tolong jaga ucapanmu, jika tak bisa berkata baik, tetap tenang #selfreminder,” tulis yang lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *