TANGERANG – Terciptanya kemitraan antara manusia dan kecerdasan buatan (AI) nampaknya menandai titik balik perkembangan zaman. Bahkan, kemitraan ini diyakini dapat membawa masyarakat melampaui kemampuannya saat ini.
Menyadari hal tersebut, Universitas Prasetiya Mulya mengajak para lulusannya memasuki babak baru era kolaborasi kecerdasan manusia-artifisial (AI) dan menjadikan mereka sebagai mitra dalam mencapai masa depan yang lebih cerah melalui acara wisuda yang mengusung tema “In Time”. Of Human-Machine Partnership” yang diselenggarakan di Indonesia Convention (ICE) BSD, Tangerang.
Edwin Soeryadjaya, Ketua Dewan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, Wakil Ketua Yayasan Prasetiya Mulya, menjelaskan perubahan sedang terjadi di sekitar kita, seperti revolusi di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika atau STEM sumber energi baru dan teknologi terbarukan seperti kecerdasan buatan (AI), Quantum Computing dan Blockchain menjadi pertanda bahwa dunia terus berkembang pesat.
“Meskipun reaksi terhadap teknologi dapat berubah, kita harus menganggapnya sebagai peluang yang sangat berharga. “Saya berharap dengan memadukan inovasi dan inovasi, Universitas Prasetiya Mulya kembali menjadi garda terdepan dalam reformasi,” jelas Edwin dalam keterangannya yang dikutip Minggu, 10 Desember 2023. “Berpikir di Indonesia.”
“Jika kami terbuka dan siap menerima perubahan ini, akan ada ruang untuk kemajuan pribadi dan kolektif. “Ini adalah perubahan yang datang dari dalam diri kita,” ujarnya.
Noviyanto., S.T., MM, General Manager Perguruan Tinggi Wilayah III yang hadir dalam acara wisuda tersebut turut memberikan sambutan. Indonesia telah menetapkan tujuan jangka panjang pada tahun 2045 untuk menjadi Indonesia emas ketika negara berusia 100 tahun.
“Untuk mencapai tujuan tersebut, lulusan harus memiliki kualitas komparatif agar mampu bersaing di kancah nasional dan internasional. “Skill yang harus dikembangkan tidak hanya di bidang pendidikan, tapi juga di bidang sosial dan soft skill,” tuturnya.
Noviyanto menambahkan, “Tolong terus tingkatkan kualitas kita untuk menghadapi tantangan dan peluang masa depan, karena rekan kerja adalah generasi yang dapat menentukan masa depan bangsa dengan kreatif dan inovatif.”
Profesor Stella Christie dari Tsinghua University, pakar psikologi kognitif kelas dunia, berkesempatan menyampaikan wacana ilmiahnya. Ia menjelaskan, di era serangan manusia terhadap kecerdasan buatan (AI) dengan adanya revolusi, ketakutan adalah sesuatu yang harus kita rasakan. Namun rasa takut di sini bukan berarti buruk, malah rasa takut tersebut menyadarkan Anda bahwa akan ada persaingan.
“Ketakutan ini harus dibarengi dengan kesadaran bahwa meskipun sangat berguna, kecerdasan buatan (AI) tidak secerdas yang kita kira. Oleh karena itu, kita perlu memiliki pedoman yang dapat membuat kita berhasil bersaing melalui kemampuan yang tidak dimiliki oleh AI. “Jika kita hanya memiliki kemampuan yang dimiliki AI, kita akan tertinggal dan tidak mampu bersaing di masa depan.”
Menurut Profesor Stella, keterampilan pertama yang harus dimiliki adalah keterampilan yang berfokus pada manusia, yang sama pentingnya bagi kita sebagai manusia karena betapapun modernnya AI, namun tetap harus dibuat oleh manusia.
Yang kedua adalah berpikir sistematis karena AI tidak bisa berpikir sistematis dan hanya mengandalkan data sedangkan manusia bisa berpikir sistematis.
“Hari ini saya berharap kalian masih memiliki dan mengingat kedua pedoman tersebut agar sukses bersaing di era kecerdasan buatan (AI),” ujarnya.
Pada wisuda tahun ini, Universitas Prasetiya Mulya melepas 1.281 lulusan terbaiknya dari berbagai program studi seperti School of STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics), School of Law and International Studies dan School of Trade and economics .
Seperti tahun lalu, selain Penghargaan Cum Laude Prasetiya Mulya, juga ada Graduate Awards pada Program Akademik Terbaik, Prestasi Terbaik Terbaik, Prestasi Terbaik Terbaik, Prestasi Akademik Terbaik Program Sarjana, Terbaik LEAMICA, Kolaborator Terbaik dalam Pengembangan Komunitas, Penghargaan Pascasarjana STEM dan Wanita Terbaik dalam Lulusan STEM.