Titik Kumpul Lifestyle – Dalam rangka memperingati Hari Harimau Sedunia 2024, Artha Graha Peduli (AGP) dan Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) menggelar acara bertema “Harmoni Alam, Harimau Sumatera Lestari” di Backyard Hotel Borobudur, Jakarta, pada Minggu. 28 Juli 2024.
Acara ini diadakan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman akan kebenaran dan kepedulian terhadap konservasi harimau di Indonesia, khususnya harimau sumatera.
Ingatlah bahwa dalam setahun terakhir, setidaknya telah terjadi 16 konflik antara harimau dan manusia, akibat perburuan liar, harimau menyerang manusia atau di luar ekosistem harimau, dan kemudian harimau menuju ke tempat penampungan.
Faktanya, konflik ini harus diredakan secara maksimal oleh semua pihak, mulai dari pengambil kebijakan, organisasi yang terlibat dalam konservasi hingga masyarakat secara keseluruhan. Scroll terus untuk artikel selengkapnya di bawah ini.
Diperkirakan konservasi harimau akan melindungi 2,5 juta hektar hutan hujan di seluruh hutan di Pulau Sumatera. Menurut informasi, spesies harimau yang tersisa di Indonesia hanya 600 spesies (KLHK, 2023).
Di kawasan konservasi Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) yang juga berada di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), ada kabar duka bahwa kematian harimau sumatera semakin meningkat, permainan ini berbeda.
Populasi harimau sumatera meningkat drastis, awalnya 4 ekor pada tahun 2001, 24 ekor pada tahun 2012, dan kini telah teridentifikasi lebih dari 50 individu harimau.
Dengan 6 tangki per 100 kilometer persegi, TWNC memiliki kepadatan tertinggi di Asia Selatan.
“Saya perwakilan Artha Graha Peduli. Saya berharap melalui acara ini kita dapat mempererat persatuan banyak pihak dalam upaya menjaga harimau dan habitatnya,” kata Ketua Umum Artha Graha Peduli Heka Hertanto, dalam keterangannya. pernyataan tertulis.
“Bersama-sama mari kita berkontribusi untuk masa depan tank yang lebih baik dan keseimbangan ekosistem. Terakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang berpartisipasi dan mendukung proyek ini.” dikatakan.
Sekadar informasi, kesuksesan proyek ini tak lepas dari dukungan berbagai pihak mulai dari Artha Graha Peduli, Tambling Wildlife Nature Conservation, Hotel Borobudur Jakarta, Bank Artha Graha Internasional, Gulavit, Electronic City Indonesia, SCBD, Takokak, Cimanggis Golf Estate. menjadi seperti itu.
Dalam rangka memperingati Hari Harimau Sedunia 2024, banyak acara menarik yang digelar seperti kampanye petisi “Selamatkan Harimau”, lomba mewarnai (sketsa harimau), pameran lukisan kopi, lukisan wajah, video. Kompetisi dan forum diskusi menjadi fokus utama kegiatan ini.
Sementara diskusi dilakukan oleh Aviani Malik.
Hadir pula 5 pembicara dalam diskusi; Ahli satwa Dedi Candra (Direktorat Konservasi Spesies dan Keanekaragaman Hayati Genetik, KLHK), John Sumampau (Taman Safari Indonesia), Dokter Hewan Erni Suyanti (Ketua Forum Harimaukita), Ismanto (Kepala Pusat TNBBS), dan Ardi Bayu Firmansyah (TWNC). Manajemen Pusat).
Berdasarkan data kamera jebakan yang kami unggah ke kawasan konservasi, kami menangkap harimau bersama anaknya, dan harimau langsung bertemu dengan anaknya, kata Ismanto.
“Jadi tangkinya dirawat dengan baik. “Secara hukum, kelompok swasta dapat berpartisipasi dalam konservasi lahan seperti yang dilakukan TWNC melalui proyek kerja sama untuk memperkuat pekerjaan,” katanya.
Bayu juga mengatakan, sebelum TWNC masuk wilayah TNBBS banyak terjadi perburuan harimau, hanya 4 ekor harimau, kini di TWNC sudah puluhan ekor harimau.
“TWNC kini menjadi model amal bagi dunia. Hal ini dimungkinkan karena komitmen semua pihak,” kata Bayu.
Bayu mengatakan TWNC bukanlah destinasi wisata alam, melainkan kawasan konservasi yang bekerjasama dengan pemerintah, untuk itu dengan Museum Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dan BKSDA Bengkulu.
TWNC juga memiliki Pusat Rehabilitasi Satwa Harimau Sumatera (PRSHS) yang didirikan pada tahun 2008. Hingga saat ini, TWNC telah menyelamatkan 13 ekor harimau dan 7 ekor harimau yang terkubur di alam liar.