VIWA – Generasi di Indonesia seringkali digambarkan dengan stereotip yang memperlebar kesenjangan antar kelompok umur. Mulai dari konflik nilai hingga pilihan gaya hidup, banyak yang merasa bahwa cara berpikir dan bertindak generasi muda seperti Gen Z tidak dapat diterima oleh generasi tua, sementara stigma terhadap generasi tua sebagai “tidak relevan” juga memperburuk keadaan. Ketegangan ini tercermin di tempat kerja, keluarga, dan budaya pop. Namun zaman terus berubah, dan khususnya kesadaran akan nilai-nilai keberlanjutan dan keaslian semakin meningkat. Generasi Z mulai mengambil pendekatan baru: mereka senang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan melalui gaya, kreativitas, dan kolaborasi lintas generasi. Artikel ini tidak hanya akan menjelaskan bagaimana Generasi Z menjembatani kesenjangan generasi dengan pendekatan unik mereka terhadap gaya dan budaya, namun juga akan memberikan wawasan tentang bagaimana perspektif ini berkaitan dengan masyarakat Indonesia dan bagaimana tren antargenerasi ini dapat diatasi. Mengurangi konflik antar generasi. Mengapa Key of Authenticity ditargetkan pada Gen Z? Generasi Z dikenal karena kebutuhannya akan keaslian. Mereka tidak lagi membagi orang berdasarkan usia, tetapi berdasarkan nilai dan keaslian barang yang ditawarkan. Dalam budaya yang semakin global, keinginan untuk terhubung dengan masa lalu adalah kuncinya. CEO SeaVees Stephen Tiller mencatat bahwa masa ketidakpastian memaksa orang mencari kenyamanan dan stabilitas. Tidak mengherankan jika merek-merek bernuansa vintage seperti Levi’s, JanSport, dan SeaVees mendapat tempat di hati generasi muda. Di Indonesia sendiri, fenomena ini bisa dilihat di pasar barang bekas atau toko konsinyasi yang penuh dengan koleksi klasik, bukan sekadar merchandise. Generasi Z juga tertarik dengan cerita di balik produk yang mereka gunakan. Faktor nostalgia memang menarik, meski mereka tidak pernah melewati era tersebut: Silver Lake, Los Angeles, Gen Z, dan influencer muda berkumpul di sekitar koleksi vintage. . Namun kolaborasi lintas generasi yang terjadi pada acara tersebut cukup menarik. Influencer seperti Heidi Clements, 64 tahun, membuktikan bahwa usia bukan lagi penghalang untuk berbagi inspirasi gaya. Faktanya, mayoritas pengikutnya adalah generasi Z, yang terinspirasi oleh kepercayaan diri para senior tersebut, yang menunjukkan bahwa kedewasaan bisa menjadi sesuatu yang patut dirayakan daripada ditakuti. “Gaya influencer yang lebih tua mengajarkan saya bahwa kreativitas dapat bertahan seumur hidup,” kata Millie Winter, salah satu anggota Gen Z. Bagaimana mode dan budaya populer menghubungkan generasi? Di Indonesia, hal ini terlihat dari populernya tren fashion vintage dan retro di kalangan anak muda, misalnya tas klasik Jansport kembali diminati karena memadukan fungsionalitas dan nostalgia. Pakaian gaya tahun 90-an kerap dipadukan dengan unsur modern untuk menciptakan perpaduan unik yang melampaui batasan usia. Sepatu sneakers bergaya vintage seperti yang dijelaskan pada acara MARKT LA melambangkan keterhubungan antar generasi. Selain itu, boomingnya pasar pakaian bekas atau thrifted di Indonesia membuktikan bahwa Generasi Z menghargai warisan budaya secara berkelanjutan. Mereka melihat pakaian vintage sebagai cara untuk mengekspresikan individualitas mereka sekaligus mendukung gaya hidup ramah lingkungan. Mengapa kesenjangan generasi tidak lagi relevan? Sebuah studi Pew Research Center menunjukkan bahwa generasi muda semakin mengabaikan label generasi tradisional. Mereka lebih fokus pada keseluruhan pengalaman yang melibatkan semua kelompok umur. “Perennials”, atau kepribadian yang tetap relevan di segala usia, juga menjadi semakin populer dan relevan di masyarakat Indonesia, dimana generasi muda memandang orang tua sebagai panutan untuk membentuk nilai-nilai mereka. Bahkan, kegemaran Gen Z memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk menonjolkan nilai-nilai tradisional yang dianggap relevan, seperti konten seperti memasak makanan tradisional, mengenakan pakaian adat, atau merekam perjalanan ke situs bersejarah, kerap menjadi tren yang populer. di jejaring sosial. Dampak terhadap dunia kerja: mengintegrasikan nilai-nilai semua generasi. Kesenjangan generasi di tempat kerja seringkali menjadi permasalahan. Generasi Z, dengan pendekatannya yang lebih fleksibel, sering dianggap tidak menghormati nilai-nilai kerja keras yang dianut oleh generasi sebelumnya, namun melalui komunikasi terbuka dan penilaian keterampilan lintas kelompok umur, konflik ini dapat dimitigasi. Generasi Z menghargai mentor yang dapat memberikan informasi praktis tanpa memaksakan otoritas. Di sisi lain, generasi tua mulai memahami bahwa Generasi Z membawa inovasi dan ide-ide baru yang relevan dengan era digital. Fokus kolaborasi pada platform media sosial seperti TikTok dan Instagram dapat digunakan untuk mendorong interaksi antar generasi. Kampanye yang melibatkan berbagai kelompok umur dapat menjadi langkah awal untuk mempromosikan nilai-nilai bersama, seperti pelestarian budaya atau keberlanjutan.2. Menghargai tradisi melalui gaya hidup Mengintegrasikan nilai-nilai tradisional dengan tren modern merupakan cara lain untuk mendekatkan generasi. Misalnya menghidupkan kembali fesyen tradisional dengan sentuhan modern atau menyelenggarakan acara budaya untuk berbagai generasi. Prioritaskan keaslian. Baik di tempat kerja, bersama keluarga, atau di media sosial, keaslian sangatlah penting. Daripada berfokus pada perbedaan, generasi muda dan tua bisa berbagi pengalaman yang relevan dan bermakna.
Bagaimanapun, usia hanyalah angka. Seperti yang ditunjukkan oleh Gen Z, keaslian, kreativitas, dan nilai-nilai yang relevan lebih penting daripada tahun lahir. Di Indonesia, pendekatan antargenerasi ini membuka kemungkinan untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif di mana setiap orang, tanpa memandang usia, dapat berkontribusi untuk masa depan yang lebih baik, menjembatani kesenjangan antargenerasi melalui penghormatan terhadap gaya, kreativitas dan nilai-nilai bersama, menciptakan ruang yang memungkinkan semua orang kelompok umur untuk berkembang dan saling mendukung. Generasi Z membuka jalan—dan mungkin inilah saatnya bagi kita semua untuk mengikuti jejak mereka.