Titik Kumpul – Hampir dua minggu setelah Operasi Pedang Besi terjadi di perbatasan Palestina, militer Israel diyakini sudah kehabisan dana. Sebab menurut pemberitaan terkini, negara Zionis tersebut meminta bantuan keuangan militer kepada Amerika Serikat (AS).
Dalam laporan yang dikutip Titik Kumpul Military dari The New York Times, rezim Benjamin Netanyahu meminta dana militer sebesar USD 10 miliar atau setara Rp 152,2 triliun.
Sementara menurut laporan lain yang dikutip Titik Kumpul Military dari kantor berita Turki, Anadolu Agency, media Amerika menyebutkan tiga petugas yang identitasnya dirahasiakan.
Ketiga pejabat Amerika tersebut mengatakan mereka mengetahui permintaan Israel. Permintaan Israel disebut-sebut akan dimasukkan dalam RUU tersebut, oleh Kongres Amerika yang berkoordinasi dengan Gedung Putih.
RUU tersebut tidak hanya mencakup dana yang dicari oleh pemerintahan Presiden Joe Biden untuk Israel saja. Tapi juga untuk Ukraina dan Taiwan.
RUU tersebut juga akan mencakup pendanaan yang dicari pemerintahan Biden untuk Ukraina, Taiwan, dan perbatasan AS-Meksiko, kata pejabat AS.
Sebelumnya, Pemimpin Mayoritas Senat Amerika Serikat Chuck Schumer membahas penyediaan sejumlah senjata dan amunisi saat berkunjung ke Israel, Minggu 15 Oktober 2023.
Dalam kunjungannya ke Tel Aviv, Schumer membahas pengiriman amunisi meriam 155 milimeter, amunisi pengganti sistem rudal antipesawat Iron Dome (C-RAM) dan peluru kendali JDAM.
Sebelum hari ke 10 serangan militer Israel dalam Operasi Pedang Besi, lebih dari 2.800 warga sipil Palestina dipastikan tewas. Jumlah tersebut juga mencakup lebih dari 750 anak-anak yang tewas.
Kampanye militer Israel juga telah menyebabkan krisis kemanusiaan, akibat terputusnya jaringan listrik, air bersih, makanan dan bahan bakar.
Menurut Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), lebih dari satu juta warga sipil Palestina telah meninggalkan Jalur Gaza.