JAKARTA, Titik Kumpul – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Profesor Budi Wiweko berhasil menerima penghargaan internasional di bidang obstetri dan ginekologi dari Royal Australian and New Zealand College of Obstetricians and Gynecologists (RANZCOG). ) menerima. .
Budi menjadi dokter Indonesia pertama yang menerima penghargaan dari RANZCOG, perkumpulan dokter spesialis obstetri dan ginekologi terkemuka di Australia dan Selandia Baru. Universitas berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan perempuan melalui pendidikan, pelatihan, dan penelitian.
“Penghargaan ini merupakan suatu kehormatan besar bagi saya dan seluruh tim yang telah bekerja sama dalam penelitian dan inovasi di bidang kedokteran reproduksi. Hal ini akan menjadi motivasi bagi kami untuk terus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi di Indonesia dan Asia.” , seperti dilansir Antara. , Jumat, 2 Agustus 2024.
Ia berharap penghargaan ini dapat mendorong kemajuan di bidang kedokteran reproduksi dan menginspirasi generasi mendatang untuk terus berinovasi dalam bidang kesehatan.
Penghargaan tersebut diterima Budi di tengah tantangan kompleks yang dihadapi dunia kedokteran Indonesia, salah satunya adalah gagasan naturalisasi dokter asing.
“Kami berharap kehadiran dokter asing dapat meningkatkan pelatihan dan keterampilan dokter lokal. Kami berharap penghargaan RANZCOG ini secara nyata menunjukkan kapabilitas dokter Indonesia,” imbuhnya.
Gelar kehormatan atau beasiswa kehormatan RANZCOG diberikan kepada individu yang telah memberikan kontribusi signifikan di bidang kebidanan dan ginekologi. Kandidat untuk penghargaan ini dinominasikan oleh anggota RANZCOG atau organisasi profesi terkait.
Penghargaan tersebut diberikan atas program yang digagas Budi untuk mempererat kerja sama RANZCOG dengan Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), khususnya dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
“Tentu saja hal ini bukan perkara mudah. Data menunjukkan Indonesia masih memiliki angka kematian ibu yang sangat tinggi dibandingkan negara lain di Asia Tenggara dan belum mencapai Millennium Development Goals (MDGs) untuk menurunkan AKI dan AKB,” jelasnya. . telah melakukan.
Beberapa inovasi yang dikembangkan Budi untuk meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi perempuan antara lain teknologi pintar bayi tabung (in vitro fertilization atau fertilisasi in vitro) dan Kalkulator Oosit Indonesia (IKO). Selain itu, ia juga mengembangkan nomogram anti-Müllerian hormone (AMH), yang digunakan untuk memprediksi usia biologis pada wanita.
Ia mengatakan, “Saya berharap melalui penghargaan ini semakin banyak tenaga medis Indonesia yang termotivasi untuk terus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas kesehatan perempuan dan berkolaborasi dengan komunitas medis internasional.”