Hampir 100 Persen Karyawan Kantoran di Indonesia Pakai Generative AI, Kata Survei Microsoft

VIVA Tekno – Hasil survei Microsoft mengonfirmasi bahwa 92 persen pekerja kantoran di Indonesia telah menggunakan kecerdasan buatan (artificial Intelligence/generative AI) di tempat kerja.

“Hasil ini menunjukkan bahwa persentase pekerja kantoran yang bekerja jarak jauh, menggunakan AI untuk menghasilkan, yaitu pekerja berpengetahuan, sangat tinggi. Persentase tersebut lebih tinggi dibandingkan data Asia Pasifik dan global,” kata Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorankir Jakarta. pada hari Selasa, 11 Juni 2024.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Microsoft dan jaringan global profesional dan pelaku industri LinkedIn bernama Work Trend Index 2024, yang berisi data penggunaan AI di dunia kerja, disebutkan bahwa karyawan tertarik menggunakan AI di tempat kerja. . .

Berdasarkan laporan Job Trend Index 2024, sekitar 92 persen pekerja kantoran di Indonesia, yang dikenal sebagai pekerja berpengetahuan, sudah menggunakan AI generatif di tempat kerja, angka ini lebih tinggi dibandingkan angka global (75 persen) dan Asia Pasifik (83 persen). . .

Berdasarkan survei, sekitar 92 persen pemimpin perusahaan di Indonesia percaya akan pentingnya penggunaan AI untuk mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan.

Angka ini lebih tinggi dibandingkan angka internasional (79 persen) dan Asia Pasifik (84 persen). Menurut Indeks Tren Karier 2024, para pekerja berpendapat AI dapat meningkatkan standar dan membuka peluang karier.

Penilaian ini beralasan mengingat hasil survei menunjukkan bahwa 69 persen pemimpin perusahaan tidak akan mempekerjakan seseorang tanpa keterampilan AI.

Faktanya, berdasarkan hasil survei, hampir 76 persen pemimpin perusahaan cenderung memilih kandidat yang pandai menggunakan AI dibandingkan kandidat berpengalaman yang memiliki pengalaman kerja lebih sedikit namun tidak memiliki kemampuan AI.

Hasil survei yang melibatkan 31 ribu karyawan menunjukkan minat yang kuat untuk menggunakan AI untuk menghadirkan efek komersial, serta kemungkinan munculnya budaya baru di tempat kerja, kata Dharma.

Menurutnya, dunia saat ini berada di era revolusi AI yang memungkinkan manusia berkreasi dan berinovasi dengan cepat.

Laju respons terhadap era ini menunjukkan bahwa Indonesia berada pada jalur yang tepat untuk mewujudkan peluang ekonomi digital dan memberikan dampak yang lebih positif bagi masyarakat.

“Menggunakan pendekatan top-down dan bottom-up serta memprioritaskan pelatihan keterampilan AI untuk semua orang,” jelas Dharma Simorankir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *