Titik Kumpul Tekno – Pakar keamanan siber menilai menerapkan langkah keamanan komprehensif saja tidak cukup untuk melindungi dari serangan ransomware, karena diperlukan investasi besar dalam membangun infrastruktur, teknologi, dan sumber daya manusia (SDM).
Kemudian ancaman ransomware terus berkembang sehingga peretas selalu mencari cara baru untuk menembus pertahanan.
Oleh karena itu, pendekatan proaktif, adaptif dan kolaboratif sangat penting dilakukan sejak usia muda.
Upaya ini juga harus didukung oleh kolaborasi sektor publik-swasta, di mana pemerintah harus bekerja sama dengan perusahaan teknologi dan organisasi non-pemerintah untuk berbagi informasi dan sumber daya guna mengatasi ancaman dunia maya.
Inisiatifnya dapat mencakup pembentukan pusat respons serangan siber nasional, program pelatihan keamanan siber, dan kampanye layanan publik.
Ransomware hanyalah salah satu dari banyak potensi serangan terhadap data penting suatu negara.
Dalam kasus Indonesia, pemerintah diminta menyiapkan teknologi dan sumber daya manusia (SDM) yang lebih mumpuni dalam menghadapi berbagai serangan. Kita mulai dari pelanggaran keamanan siber kecil hingga perang siber besar.
“Dalam konteks ini, pemerintah harus menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (ML) untuk meningkatkan keamanan siber. “Keduanya dapat digunakan untuk menganalisis pola lalu lintas jaringan, mendeteksi anomali, dan merespons insiden secara otomatis,” kata Erza Aminanto, asisten profesor dan koordinator Program Magister Keamanan Siber di Monash University, Indonesia, Senin, 1 Juli 2024.
Ia juga mengatakan bahwa kedua teknologi ini juga dapat membantu forensik siber mengidentifikasi sumber serangan dan memitigasi risiko tambahan.
Kini, seiring dengan semakin meluasnya penggunaan AI dan ML, peraturan dan kebijakan keamanan siber harus terus diperbarui untuk mengatasi ancaman yang terus berkembang.
“Serangan ransomware terhadap PDNS 2 merupakan pengingat akan kerentanan infrastruktur digital kita. “Inisiatif ini penting tidak hanya untuk keamanan data, tetapi juga untuk memulihkan dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah dan sektor swasta dalam mengelola dan melindungi informasi,” jelasnya.
Dengan kolaborasi yang kuat, investasi yang tepat, dan komitmen berkelanjutan, Erza yakin Indonesia dapat membangun ekosistem digital yang lebih aman dan tangguh.
“Ini tugas bersama yang memerlukan peran serta semua pihak mulai dari individu, dunia usaha hingga pemerintah. Hanya melalui upaya seperti inilah kita bisa mengatasi ancaman ransomware dan menjamin masa depan digital yang aman,” tegasnya.