Hard Gumay Bongkar Rumah Makan Pakai Penglaris, Relate Pengalaman Anwar yang Bikin Merinding

JAKARTA – Sebagian masyarakat Indonesia masih memegang teguh nilai-nilai budaya, misalnya budaya yang erat kaitannya dengan agama. Salah satunya adalah pemasaran yang lebih baik, sebuah praktik yang “melibatkan” pelanggan dan meningkatkan penjualan. 

Penlaris digunakan masyarakat dalam bentuk jimat, pusaka atau ritual tertentu. Perilaku misterius ini sering dilakukan oleh pemilik toko, rumah makan atau rumah makan untuk menarik pelanggan.

Prakiraan Keras Gumay menampilkan restoran-restoran yang menjadi top seller saat membintangi acara yang dipandu oleh Kiki Saputri, Anwar Sanjaya, dan Dicky Difie. 

Oleh karena itu, jika Anda datang ke rumah makan atau rumah makan, perhatikanlah piring dan perabot (kayu) yang kotor apakah pemilik restoran tersebut membawanya pulang. kata Lile Gumay.

Umumnya piring, gelas, sendok dan garpu yang kotor langsung dicuci setelah digunakan oleh pelanggan. Namun pada restoran yang menggunakan penglaris, pisaunya ditinggalkan di tempat sampah atau dibawa ke rumah pemilik restoran untuk kemudian dicuci.

“Restoran harusnya punya tempat cuci piring, kalau tidak ada, ini salah satu tandanya pakai vendor,” tambah Hard Gumay.

Sert Gumay menjelaskan, mereka tidak mencuci piring kotor, mereka hanya menaruhnya di dapur. Keadaan tidak murni ini adalah “tempat tinggal” pilihan entitas astral atau gen yang menjadi kendaraan penjualnya. 

Kebiasaan lainnya adalah memiliki ruangan kosong yang tidak boleh dimasuki siapa pun. Lile Gumay mengatakan bahwa tempat-tempat ini sering ditandai sebagai “dilarang masuk kecuali bagi pekerja”.

Selain itu, tanda restoran yang menggunakan Penglaris adalah pengunjung yang sangat ramai. Makanan di restoran ini sangat lezat sehingga Anda ingin makan lebih banyak. Sedangkan jika makanan dibawa pulang dari restoran, rasanya kurang enak.

Anwar Sanjaya kemudian menceritakan pengalaman yang penting dalam pernyataan Hard Guman. Pada suatu saat, komedian tersebut pernah menjadi pembawa acara acara memasak. 

Anwar Sanjaya harus mengunjungi 5 restoran sehari. Ia datang ke sebuah restoran pada pukul 12 siang, yang bertepatan dengan waktu salat Dzuhur. 

“Saya mau salat, ada musalanya gak?”

“Tidak ada,” kata Anwar menirukan respons pengelola restoran.

Terakhir, mantan kontestan “MasterChef Indonesia” itu meminta izin untuk salat di lantai dua restoran tersebut. Mereka menelepon Anwar dan sepakat bahwa mereka tidak ada di kamar. 

Setelah melakukan kesalahan, Anwar berlari ke lantai dua restoran tersebut. Hingga ia menemukan sebuah ruangan dengan tanda di pintunya bertuliskan “Dilarang masuk kecuali karyawan”.

Timbul ide untuk berdoa di ruangan itu. Sambil menutup pegangan pintu kamar, Anwar merasa dilema untuk masuk atau tidak. 

“Bismillah, aku datang

Anwar bercerita kepada Sanjay bahwa dia melihat sosok yang sama sekali tidak mirip manusia. Diakui, sosoknya berbulu dari ujung kepala hingga ujung kaki. 

Tiba-tiba, siswa senior tersebut berlari keluar dan langsung menyuruh tim produksi untuk membatalkan film di restoran tersebut. 

“Saya bilang ke tim. Jangan syuting di sini karena ada referensinya,” kata pria berusia 31 tahun itu. 

Kiki Syaputri yang kebetulan ada di sana membenarkan sosok yang dilihat Anwar adalah manusia atau hewan. Anwar tidak yakin apakah sosok itu berbulu dan memalingkan wajahnya ke dinding.

Sebelum Anwar meminta maaf dan rombongan pergi, pemilik restoran bertanya mengapa dia tidak syuting. 

“Ya kami pindah karena di sana (restoran) tidak ada makanan, karena kami takut,” kata Anwar kepada Sanja.

Anwar juga bercerita kepada Snaja bahwa ruangan dengan sosok berbulu itu penuh dengan barang-barang kotor. Sert Gumay kemudian membenarkan, angka tersebut merupakan indikasi kuat bahwa restoran yang dikunjungi Anwar ada yang laris. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *