Hari di Bumi Tidak Selalu 24 Jam

VIVA Techno – Kita semua tahu bahwa satu hari di bumi berlangsung selama 24 jam yang melambangkan perputaran planet pada porosnya.

Periode rotasi yang konstan ini memungkinkan kita mengembangkan sistem pengaturan waktu dan sinyal yang akurat kepada manusia, hewan, dan tumbuhan kapan waktunya istirahat.

Namun tahukah Anda bahwa rotasi bumi tidak selalu simetris seperti sekarang?

Pada masa-masa awal, hari-hari di bumi lebih pendek dari 24 jam. Sarah Millholland, asisten profesor fisika di MIT, menjelaskan bahwa di berbagai titik dalam sejarahnya, Bumi telah melalui periode yang lebih pendek dan lebih lama dibandingkan sekarang.

Millholland, dari Live Science pada Minggu, 16 Juni 2024 mengatakan: “Yang terpenting dipengaruhi oleh interaksi radiasi dengan bulan. Sekitar satu miliar tahun lalu, lamanya hari hanya sekitar 19 jam. .”

Konstantin Batygin, profesor ilmu planet di Caltech, menambahkan bahwa pada awal sejarahnya, rotasi bumi mungkin kurang dari 10 jam.

Rotasi yang cepat ini merupakan akibat dari tabrakan besar-besaran antara Bulan dan protoplanet seukuran Mars yang mempercepat kecepatan sudut Bumi saat ia memisahkan sebagian permukaan planet tersebut dan membentuk Bulan.

Efek radial Bulan akhirnya kembali memperlambat rotasi Bumi: bukti asal usul planet.

Rotasi bumi sebenarnya menjadi bukti asal usul planet. Seberapa cepat sebuah planet berputar ditentukan oleh bagaimana ia terbentuk ketika debu, batuan, dan gas yang mengelilingi Matahari terakumulasi di ruang angkasa dalam piringan protoplanet.

Seberapa keras benda-benda ini bertabrakan membantu menentukan kecepatan sudut tubuh planet, atau seberapa cepat ia berputar. Bayangkan seperti memutar botol: semakin keras Anda mendorong, semakin cepat botol itu berputar.

Jika bumi lebih dekat ke matahari, maka planet kita akan sangat berbeda. Dalam hal ini, Bumi dapat menghalangi matahari dari Matahari, seperti halnya Bulan menghalangi matahari dari Bumi.

Jika Bumi lebih dekat ke Matahari, interaksi radialnya dengan Matahari akan lebih kuat, sehingga periode rotasinya sama dengan periode orbitnya, artinya satu hari bisa sama panjangnya dengan satu tahun.

Meskipun lamanya hari di Bumi tampaknya konsisten bagi kita, pada kenyataannya, hari di Bumi selalu berbeda-beda.

Secara khusus, hari-hari di Bumi bertambah panjang sekitar 1,7 milidetik per abad, meskipun sangat lambat, namun perubahan ini cukup lambat sehingga proses evolusi dapat beradaptasi seiring berjalannya waktu.

Faktor utama yang menyebabkan rotasi bumi melambat adalah hubungan planet kita dengan Bulan.

Saat Bulan perlahan menjauh dari Bumi seiring berjalannya waktu, kekuatan radiasi dari Bulan menciptakan efek tolak-menolak.

Proses ini sangat lambat, dibutuhkan waktu 200 juta tahun agar satu hari di bumi menjadi 25 jam. Selain itu, peristiwa planet dan astronomi lainnya juga dapat mempengaruhi lamanya hari di Bumi.

Misalnya, gempa besar mungkin berdampak kecil terhadap rotasi bumi. Misalnya gempa berkekuatan 8,9 skala richter yang melanda Jepang pada 11 Maret 2011 mempercepat rotasi bumi dan memperpendek lama hari menjadi 1,8 mikrodetik.

Bencana akibat ulah manusia, seperti perubahan iklim, juga dapat berperan dalam mengubah rotasi bumi. Redistribusi massa bumi akibat mencairnya gletser, perubahan permukaan laut, dan aktivitas tektonik dapat memperlambat rotasi bumi. Misalnya, saat lapisan es di kutub mencair, rotasinya melambat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *