Hati-hati, Luka Dekubitus pada Lansia Bisa Ancam Nyawa!

VIVA Lifestyle – Angka kejadian luka dekubitus di Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara ASEAN lainnya. Cedera tekanan di ASEAN sekitar 2,1 hingga 2,3 persen. Sedangkan prevalensi luka dekubitus di Asia berkisar antara 2,1 hingga 18 persen.

Angka kejadian ulkus dekubitus di Indonesia cukup tinggi, mencapai 33%, kata Direktur Produksi dan Kesehatan Remaja Kementerian Kesehatan, Dr. Nida Rohmawati saat bertemu dengan awak media di Hotel Mulia Senayan Jakarta, Rabu, 29 Mei 2024. Kunjungi untuk detail selengkapnya!

Dekubitus sendiri merupakan luka akibat adanya tekanan pada kulit karena posisi tubuh yang tidak berubah dalam jangka waktu lama. Para ahli di bidang dermatologi, venereologi, dan estetika mengkhawatirkan risiko ulkus dekubitus. Dr. Rinadevi Astriningrum Sp. 

“Jika menggunakan popok yang sirkulasi udaranya buruk, bisa lebih parah karena kulit bisa menjadi kencang dan teriritasi,” ujarnya.

Menurut Rina, tukak dekubitus yang tidak diobati bisa mengancam nyawa bila terjadi infeksi. Apalagi jika infeksinya cukup dalam, seperti selulitis. Selulitis sendiri merupakan suatu kondisi medis akibat infeksi bakteri dan peradangan pada kulit atau jaringan di bawahnya. 

“Kalau ada infeksi bakteri, kalau infeksinya dalam, bisa mengancam jiwa. Misalnya selulitis, itu berbahaya karena bisa masuk ke aliran darah, dan bisa berujung pada sepsis. Sepsis itu serius,” dia menjelaskan.

Tak hanya itu, dekubitus yang bisa menjalar hingga ke otot atau tulang juga bisa berbahaya bagi penderitanya. Pasien dengan kondisi ini harus terus dirawat melalui pembedahan.

“Dekubitus yang sudah menyebar ke otot atau tulang memerlukan penanganan bedah lebih lanjut. Pembedahan seperti itu bisa berbahaya,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *