Jakarta, Titik Kumpul – Indonesia dikenal sebagai negara maritim karena wilayahnya 70 persen lautan dan 30 persen daratan. Indonesia memiliki 17 ribu pulau dengan panjang garis pantai lebih dari 99 ribu kilometer.
Artinya, Indonesia kerap menghadapi permasalahan sampah pantai yang sepertinya sulit diatasi. Sampah pantai didominasi oleh plastik sekali pakai yang mengancam kehidupan biota laut.
Berangkat dari keprihatinannya terhadap permasalahan sampah plastik di laut, Idham Aulia Muhammad Basir, mahasiswa teknologi kelautan Institut Teknologi Surabaya (ITS), menciptakan sebuah kapal pengolah limbah.
Alat Penyapu Sampah, Ganers (Penyapu Sampah), dibangun oleh Idham dan empat temannya. Kapal ini dibangun karena kekhawatiran terhadap sampah laut, khususnya di kawasan Teluk Jakarta Utara.
“Ganners merupakan wadah pengolah limbah inovatif dengan sistem tiga tingkat,” kata Idham dalam keterangannya, Rabu, 30 Oktober 2024.
Idham mengatakan, kapal tersebut akan dilengkapi dengan cangkang penyeimbang di sisi kiri dan kanan, yang akan digunakan sebagai jaring untuk mengumpulkan puing-puing di laut.
Sedangkan di bagian tengah lambung kapal terdapat ruang kendali dan ruang rongsokan.
Menurut Idham, alat pengangkut sampah ini mampu mengangkut hingga 1.500 ton sampah dalam delapan jam pengoperasiannya. Dengan demikian, dalam sebulan mampu mengangkut lebih dari 45 ribu ton sampah.
Dalam hal ini, hampir semua jenis perahu nelayan dapat diubah menjadi perahu Ganers. Misalnya 1 kapal dengan menggunakan kapal penangkap ikan. Kapal sebaiknya dimodifikasi dengan menambahkan 2 kapal saja di kiri dan kanan. “Kemudian tempelkan jaring yang dibuat seperti jaring berbentuk kotak pada bodi modifikasi dengan bagian tengah sisi kiri dan kanan,” ujarnya.
Atas usahanya tersebut, Idam berhasil meraih SATU Indonesia Awards kategori Teknologi pada tahun 2014. Program ini digagas Astra untuk menjaring anak-anak muda Indonesia yang berkarya untuk masyarakat di seluruh nusantara.