Heboh, Gaga Muhammad Ungkap Disebut Sempat Alami Skizofrenia

Jakarta, VIVA – Gaga Muhammad kembali menjadi sorotan pengguna media sosial. Setelah dibebaskan bersyarat pada April lalu, dia terlihat di podcast Grace Tahir.

Dalam podcast tersebut, Gaga Muhammad bercerita tentang berbagai hukuman yang dijalaninya selama dua tahun penjara, serta masalah kesehatannya.

Saat diwawancarai Grace Tahir, Gaga Muhammad mengaku menderita skizofrenia dalam beberapa tahun terakhir. Mari kita simak keseluruhan artikelnya di bawah ini.

“Kamu menderita skizofrenia, bukan?” tanya Grace Tahir dikutip dalam video klip yang diposting di akun YouTube Grace Tahir.

“Tidak masalah. Bagaimana kamu tahu?” kata Gaga Muhammad sambil tersenyum.

Namun menurut pernyataan Gaga Muhammad, skizofrenia tidak terbukti secara medis. Saya baru saja berbicara dengan seseorang, orang tersebut mengatakan dia memiliki gejala skizofrenia. 

“Apakah kamu pernah didiagnosis?” Grace Tahir bertanya.

“Tidak, aku baru saja ngobrol dengan seseorang. Jadi dia bilang aku mirip penderita skizofrenia,” jawab Gaga Muhammad.

Grace pun menanyakan gejala skizofrenia apa yang dialaminya. Namun lagi-lagi Gaga Muhammad mengaku tidak mengetahuinya.

Sebab, dia tidak melakukan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut mengenai skizofrenia. Namun Gaga kembali mempertanyakan kondisinya usai bertemu Grace Tahir.

 

“Kalau gejalanya, kalau Anda penderita skizofrenia,” tanya Grace Tahir.

“Entahlah, Kak. Aku tidak cek lebih jauh. Tapi ada yang bilang itu skizofrenia, lalu kakakku bilang begitu,” ujarnya.

“Tapi dia belum didiagnosis secara resmi, kan?” Grace Tahir bertanya.

“Belum,” kata Gaga Muhammad.

Sekadar informasi, skizofrenia merupakan gangguan mental serius yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan bertindak.

Penyebab pasti skizofrenia masih belum diketahui, namun kombinasi genetika, lingkungan, dan perubahan struktur serta senyawa kimia di otak mungkin berperan dalam gangguan ini.

Skizofrenia ditandai dengan pikiran atau pengalaman yang tampaknya tidak berhubungan dengan kenyataan, ucapan atau perilaku yang tidak teratur, dan berkurangnya partisipasi dalam aktivitas sehari-hari.

Kesulitan dengan konsentrasi dan memori. Perawatan biasanya berlangsung seumur hidup dan seringkali melibatkan kombinasi obat-obatan psikoterapi dan perawatan spesialis yang terkoordinasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *