Jakarta – Gerhana matahari total akan terjadi pada Senin, 8 April dan akan memberikan tontonan menarik bagi sekitar 44 juta orang yang tinggal di wilayah tersebut, tempat di Bumi yang akan dilindungi sepenuhnya oleh Bulan, yang terletak di antara kita dan Bumi. Matahari.
Namun ada banyak orang di platform seperti YouTube dan TikTok yang percaya bahwa tanggal 8 April benar-benar bisa menjadi akhir dunia. Salah satu klaim paling umum yang beredar dalam beberapa bulan terakhir adalah gerhana matahari akan melewati enam hingga delapan kota bernama Niniwe di Amerika Serikat dan Kanada.
TikToker bahkan telah membuat peta yang menurutnya menunjukkan jalur totalitas yang melewati kota-kota tersebut. Niniwe merupakan kota yang disinggahi nabi Yunus yang hidup pada abad kedelapan SM, karena penduduk kota tersebut telah tersesat.
Kenyataannya, jalan menuju totalitas tidak melewati enam, tujuh atau delapan kota yang disebut Niniwe. Kenyataannya, dia hanya melewati dua kota bernama Niniwe, di Ohio dan Indiana, yang tentunya membuat klaim bahwa ini adalah tanda dari Tuhan terdengar tidak terlalu menakutkan.
Banyak orang yang meyakini bahwa saat Nabi Yunus berada di kota itu terjadi gerhana matahari dan mengaitkan peristiwa tersebut dengan apa yang akan menimpa Amerika modern pada 8 April 2024.
Kini, McClellan, seorang pakar Alkitab yang sering menjawab pertanyaan di TikTok tentang sejarah agama, telah membuat video yang menjelaskan mengapa pernyataan kenabian tersebut tidak masuk akal, bahkan dari sudut pandang alkitabiah.
“Siapa pun yang mengatakan kota-kota ini berada di jalur totalitas berarti berbohong tentang situasinya atau telah memanipulasi jalur totalitas,” kata McClellan dalam video terbaru yang dilansir Titik Kumpul dari Gizmodo pada Kamis, 4 Maret 2024.
Sedangkan dalam agama Islam, Nabi Yunus AS diutus Allah SWT untuk berdakwah kepada masyarakat Ninawa (Mosul, Irak) agar beribadah kepada Allah. Namun dakwahnya mendapat tentangan dan penolakan, sehingga ia menjadi marah dan pergi.
Berdasarkan pemberitaan NU Online, Nabi Yunus kemudian menaiki kapal tersebut namun malah dialihkan dan harus meringankan beban dengan membuang barang bawaan dan penumpangnya. Dia terpaksa menjadi seorang musafir yang ditinggalkan.
Nabi Yunus AS kemudian ditelan ikan paus, sehingga ia harus bertahan hidup di dalam perut ikan selama 40 hari dalam kegelapan yang sesungguhnya, yakni kegelapan malam, kegelapan dasar laut, dan kegelapan perut ikan. Jadi tidak ada hubungannya dengan GMT menjadi tahun 2024.