Jakarta, Titik Kumpul – Ibunda Raffi Ahmad, Amy Qanita menjadi sorotan publik usai dituding oleh salah satu pengguna media sosial sebagai pelakunya. Tudingan tersebut viral dan memicu perdebatan di kalangan netizen.
Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, Amy Qanita membagikan kata-kata bijak seolah membantah tudingan yang beredar di media sosial, khususnya terhadap X.
Ia meminta warganet tidak terburu-buru menghakimi dan memberinya kesempatan menjelaskan persoalan sebenarnya.
“Sebelum kamu menghakimiku, tempatkan dirimu pada posisiku dan rasakan apa yang aku alami,” tulis Amy Qanita dalam unggahannya.
Pesan Amy Qanita juga menegaskan bahwa masyarakat tidak boleh mendengarkan cerita dari mulut orang lain.
“Jangan dengarkan ceritaku dari mulut orang lain. Tapi cobalah untuk sesekali duduk di pinggir. Ya, duduk saja dan perhatikan, tidak perlu ngobrol, nanti kamu tahu bagaimana kelanjutannya dan bagaimana aku melewatinya setiap waktu. ” sehari sebelum aku datang ke sini, kamu mengerti, kan?”
Diketahui, tudingan yang melibatkan ibunda Raffi Ahmad pertama kali terungkap saat Hanan Sudiro mengunggah tweet yang menyebutkan Amy Qanita telah merugikan keluarganya. Hanan mengaku merupakan anak dari pria yang memiliki hubungan spesial dengan Amy Qanita.
“Alasan lain kenapa kamu harus memboikot Raffi Ahmad dan keluarganya adalah karena ibunya adalah seorang aktor (alasan lain mengapa kamu harus memboikot Raffi Ahmad dan keluarganya adalah karena ibunya adalah seorang aktor),” tulis Hanan.
Hanan pun mengungkapkan, dirinya teringat saat berusia 8 atau 9 tahun saat menemukan kartu ulang tahun dari Amy Qanita yang ditujukan kepada ayahnya.
“Dia tidak hanya menghancurkan keluargaku, tapi juga masa kecilku (dia tidak hanya menghancurkan keluargaku, tapi juga masa kecilku),” ujarnya sedih.
Sebagai buktinya, Hanan menyertakan tangkapan layar percakapan Amy Qanita dan ayahnya. Foto tersebut memperlihatkan Amy Qanita rutin mengirim pesan kepada ayah Hanan, namun ayah Hanan tidak membalas semua pesan dari ibu Raffi Ahmad.
Diakui Hanan, kejadian tersebut berdampak besar pada hidupnya. Ia merasa trauma dan masa kecilnya menjadi tidak menyenangkan.
“Dan kemudian saya menyadari bahwa mereka menggantikan ayah kandung mereka yang telah meninggal dan pada gilirannya mengambil ayah kandung saya (dan akhirnya saya menyadari bahwa mereka menggantikan ayah kandung mereka yang telah meninggal dan mengambil ayah saya),” tambahnya.