Heboh! Kades di Tangerang Pecat 27 Ketua RT/RW, Gegara Anak Gagal Nyaleg

VIVA Trends – Beda perilaku dan tindakan seseorang setelah gagal menjadi anggota calon 2024. Umumnya, mereka yang gagal memilih mau tidak mau akan mencabut bantuan yang sudah diberikan kepada masyarakat. Namun, situasi pria lanjut usia ini berbeda. 

Belakangan ini aktivitas kepala desa kisruh karena anaknya gagal ikut pemilu 2024, demikian postingan salah satu kepala desa @lambe_turah di Instagram pada 11 Maret 2024. Di Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang Banten, ia memecat 21 kepala desa R dan 6 Ketua RW.

Alih-alih melakukan kesalahan, banyak pemecatan ketua RT dan RW karena emosi dan frustasi karena anak-anak tidak bisa menjadi anggota DPRD Kabupaten Tangerang.

“Jadi yang saya pahami, memang benar kepala desa kecewa karena merasa anaknya kurang mendapat dukungan dari RT dan RW,” kata Wali Kota Kabupaten Sindang Jaya Galih Prakoza, Sabtu, Maret. 9 Agustus 2024. @lambe_turah.

Ditambahkannya: “Kami jelaskan apa yang terjadi, kami dengar dari Ketua TR dan Ketua RG. Kami bertemu dua hari lalu. Jadi ini karena pencalonan anaknya sebagai kepala desa dilanggar.”

Dalam hal ini, setelah pemerintah daerah secara sukarela memecat lebih dari 20 pejabat daerah, T.S. dipanggil untuk menyelidiki seorang warga bernama

Selaku Wali Kota Kabupaten Sindang Jaya, Galih menjelaskan, keputusan TS memecat 21 pengurus RT dan 6 pengurus RW tidak sejalan dengan Peraturan Bupati (Perbup) Kabupaten Tangerang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Badan Pemerintahan Desa.

Ia menyimpulkan dengan mengatakan: “Prosedur pemecatan TR dan RG akan ditetapkan. Saya sudah jelaskan bahwa tindakan pemecatan kepala desa adalah kesalahan administratif, karena berada di luar koridor kabupaten.”

Tanggapan situs web

Aksi seorang kepala desa di Tangerang yang tiba-tiba memecat ketua RT/RW di wilayahnya sendiri membuat banyak orang heboh di media sosial.

Yang lain berkata: “Iya, entah bagaimana… Masyarakat tahu karakter nenek moyangnya. Kalau mencalonkan diri lagi di pemilu berikutnya, jangan berharap mereka mendapat simpati publik.”

“Kemudian kepala desa digantikan oleh Bupati karena menyalahgunakan kewenangannya,” kata netizen lainnya.

Yang lain mengatakan: “Dia memiliki ambisi yang kuat untuk posisinya, saya tidak bisa membayangkan putranya mencalonkan diri sebagai anggota parlemen di masa depan.”

Pengguna lain berkata: “Mau bingung tapi ini di Indonesia… Jangan bingung.”

Yang lain menulis: “Bahkan pemimpin desa bersikeras membangun kerajaan, hmm.”

Yang lain menulis: ‘Tidak mendaftar adalah suatu hal yang sia-sia…yah, modal hutang adalah hal yang sia-sia.’  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *