Heboh Penampakan Masjid Indonesia di Belanda yang Berdiri di Bekas Bangunan Gereja

Belanda – Banyak diaspora Indonesia yang berbagi pengalaman beribadah dan kehidupan sehari-hari selama Ramadhan. Mulai dari sahar, buka puasa, salat tarawih, hingga ziarah ke masjid di luar negeri.

Salah satu contohnya adalah kisah seorang pengguna TikTok yang menghabiskan Ramadhan di Belanda. Ia menyinggung pengalaman berbuka puasa di Masjid Al Hikma yang selama ini dikenal sebagai tempat berkumpulnya masyarakat Indonesia di Belanda.

Jerhemi, seorang non-Muslim, mengajak temannya yang Muslim ke Masjid Al-Hikma di Belanda.

Ia menunjukkan papan hijau Masjid Al-Hikma dan menceritakan suasana di dalam masjid. “Suasananya damai sekali. Saat berbuka puasa, ada kurma dan air,” ujarnya.

Masjid tidak hanya menyediakan takjil tetapi juga menyediakan makanan berbuka puasa gratis. Ada masakan khas Indonesia seperti kolak, teh ayam kecap, tahu goreng, dan tahu isi. “Makanannya banyak sambil ngobrol sama teman,” imbuhnya dalam video tersebut.

Ia memperhatikan, pada minggu-minggu pertama puasa, suasana di dalam masjid lebih dingin dibandingkan kebanyakan masjid di Indonesia. Usai berbuka puasa, mereka melaksanakan salat Isya dan dilanjutkan dengan Kuptan dan Tarawih di bekas gedung gereja

Dikutip dari situs resmi Nahdatul Ulama (NU), Jumat 15 Maret 2024. Masjid Al-Hikma atau dikenal dengan Masjid Al-Hikma di Indonesia terletak di Medlerstraat 4, Den Haag, Belanda. Didirikan oleh umat Islam Indonesia di Belanda, masjid ini menempati bekas gedung gereja.

Bangunan masjid ini berupa struktur rumah panjang dua lantai tanpa kubah yang biasa terlihat pada masjid. Gedung dengan luas 1.000 meter persegi ini mampu menampung kurang lebih 1.300 jamaah dalam satu waktu.

Suasana masjid baru bisa Anda rasakan begitu memasuki gedung. Memiliki mihrab, masjid dan desain interior yang sederhana namun nyaman.

Ketua Dewan Pembina Masjid Al-Hikmah K.H. Nur Hasym Subandi menjelaskan, keunikan bentuk bangunan masjid ini berkaitan dengan sejarahnya sebagai Gereja Emmanuel.

Panitia bertanya kepada penjual gereja apakah pembelian itu otomatis dengan persetujuan masyarakat dan sepertinya. Akhirnya setelah mendapat kepercayaan itu, mereka setuju (membeli gereja untuk dijadikan masjid), kata Kiai Hasim NU Online tentang renovasi tersebut. bangunan masjid.

Kiai yang juga Presiden Suriah di Unit Khusus Nahdlatul Ulama Belanda (PCINU) mengatakan, pada akhir tahun 1995, umat Islam Indonesia mencoba mengumpulkan dana untuk membangun masjid. Inisiatif pembangunan masjid ini dilakukan oleh Persatuan Pemuda Muslim Eropa (PPME).

“Waktu itu kami adakan kegiatan di rumah sekretariat. Banyak warga Indonesia yang datang ke sini sejak lama, tapi tempat ini tidak cukup. Pada 1995-1996, kami menginisiasi panitia pembangunan masjid untuk mencari dana,” jelasnya. .

Upaya membangun masjid Indonesia di Den Haag, Belanda berhasil ketika seorang pengusaha Indonesia membeli gereja tersebut seharga 1 juta gulden. Pengusaha itu kemudian memberikannya kepada Leiden atas nama saudaranya yang meninggal setelah dirawat di kota.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *