Heboh Warga Dulang Emas di Sungai Ulunggolaka

VIVA – Mati-matian mendulang emas. Puluhan warga Desa Seiringulaka, Kecamatan Latambaga, Wilayah Kolka, Sulawesi Tenggara sibuk mendulang emas di bantaran sungai.

Pemerintah juga meminta dan melarang warga untuk tidak merusak alam, apalagi dapat berdampak buruk bagi keselamatan mereka.

Farman, Camat Latambaga, mengatakan warga sudah seminggu mendulang emas di sungai. Ia pun meminta warga tidak terpengaruh dengan penemuan emas yang menghebohkan warga.

“Hampir seminggu warga mencari emas di bantaran sungai. Farman berkata: “Kami sebagai pemerintah mengirimkan pesan bahwa pencarian emas dilarang sepenuhnya, apalagi menggali di tepi sungai.”

Farman mengatakan, tidak semua warga bisa mendapatkan emas, bahkan ada sebagian warga yang seharian sibuk bekerja namun belum mendapat apa-apa.

Dia menambahkan: “Mereka juga mengakui bahwa mereka tidak mendapatkan apa pun dalam sehari, namun para wanita ini menyatakan bahwa mereka tidak punya pekerjaan apa pun di rumah, jadi mereka bersantai di tepi sungai.”

Arus informasi tersebut justru menimbulkan reaksi dari warga sekitar yang bersama kerabatnya datang berburu emas. Mereka juga terlihat konsentrasi menambang emas dengan alat seadanya seperti panci, sekop, sekop, dan jaring kecil.

Diketahui, larangan pemerintah daerah tersebut sangat mendasar. Sebab jika terjadi banjir mendadak, selain merusak lingkungan juga mengancam keselamatan mereka.

Dijelaskannya, “Dampak negatifnya, ini salah satu sungai besar. Kemungkinan akan musnah penghuninya. Akibat penggalian batu di bantaran sungai, di kebun-kebun warga, bisa terjadi longsor. Dan ini Artinya di bantaran sungai, di wilayah kota rakyat muncul longsor,” jelasnya. “

Sementara itu, seorang warga bernama Samusuddin mengaku sudah empat hari terakhir menjalankan usahanya ketika mendengar dari penjaga bahwa ia menemukan batu emas di sungai. 

“Saya dan keluarga datang ke sini selama empat hari, dan dalam satu hari, kalau makan diwan, biasanya kami dapat dua gelas,” kata Samsuddin.

Syamuddin mengatakan, hasil pendulangannya bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Oh lumayan lah, kalau dijual bisa dipakai dalam kehidupan sehari-hari.”

Bahkan warga diharapkan lebih berhati-hati dalam beraktivitas, apalagi saat ini kawasan tersebut masih memasuki musim hujan yang dikhawatirkan menyebabkan permukaan air sungai meningkat.

Laporan Erdika Kandari (tvOne) Baca artikel populer menarik lainnya di tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *