Jakarta, Titik Kumpul – Salah satu penyebab penyakit HFMD (Hand, Foot and Mouth Disease) atau Flu Singapura adalah virus EV71 atau Enterovirus 71.
Penyakit yang biasa menyerang anak usia 5-10 tahun ini sangat menular. Jadi bagaimana hal ini dapat dicegah?
Pada tahun 2019, beberapa negara Asia-Pasifik melaporkan kasus HFMD yang luar biasa, dengan salah satu wabah terbesar di Singapura terjadi pada tahun 2008, dengan 30.000 kasus.
Pada tahun 1997, 29 anak meninggal di Malaysia, 78 di Taiwan pada tahun 1998, dan 3.322 anak di Tiongkok antara tahun 2008 dan 2015.
Sekitar 200 orang meninggal di Vietnam pada 2011-2012. Di Kamboja, 52 orang meninggal pada tahun 2012, dan pada tahun 2023, 23 dari 71 anak di Vietnam meninggal karena Enterovirus.
Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan adanya peningkatan kasus HFMD di seluruh provinsi pada awal tahun 2024 yaitu sebanyak 6.500 kasus. Sistem Peringatan dan Respon Dini (SKDR) memperkirakan terdapat 27.417 kasus suspek HFMD pada tahun 2024.
Berdasarkan data tersebut, kasus HFMD sebagian besar terjadi pada anak-anak dan sebagian lagi terjadi pada orang dewasa. Sedangkan pada tahun 2023, terdapat 11.651 kasus HFMD di Indonesia dan 8.125 kasus pada tahun 2022.
Dokter Anak, Dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A., menjelaskan pada awal tahun 2024 kasus terbanyak dilaporkan di Pulau Jawa, khususnya di Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Banten. Penularan HFMD juga terjadi di Jakarta, Kalimantan dan Bali.
Mobilitas yang tinggi, dalam hal ini pergerakan masyarakat yang pulang ke rumah, dan rendahnya pengetahuan mengenai kebersihan masyarakat, terutama pada bayi dan anak kecil, meningkatkan risiko penularan HFMD.
“HFMD terutama menyerang anak-anak di bawah usia 10 tahun, dengan kejadian tertinggi terjadi pada anak-anak di bawah usia 3 tahun. Orang dewasa bisa terkena HFMD, namun jarang terjadi dibandingkan anak-anak,” kata dr Kanya pada acara peluncuran vaksin Calventis EV71. yang diselenggarakan oleh Kalbe Pharma di Jakarta;
Kanya melanjutkan, ada sejumlah tanda yang harus diwaspadai orang tua jika berisiko terkena HFMD, salah satunya adalah demam di atas 39 derajat dan berlangsung hingga tiga hari.
“Setelah itu muncul lesi kanker pada selaput lendir mulut, dan jika terkena penyakit menelan (faringitis), tubuh anak melemah, kehilangan nafsu makan dan minum,” jelasnya.
Menurut dr Kanya, jika kondisinya memburuk, gejala HFMD bisa semakin parah.
“Penyakit yang paling umum adalah sariawan yang menyebabkan dehidrasi sedang hingga berat dan kesulitan atau nyeri menelan akibat meningitis aseptik atau ensefalitis yang mengancam jiwa,” katanya.