Tapanuli – Seorang ibu rumah tangga, Ravani Sirgar (41) asal Ankula Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan, disebut menjadi korban penipuan aparat kepolisian Polda Sumut.
Berdasarkan video yang diunggah akun [email protected], Rawani Sirgar meminta bantuan Kapolri dan Kapolda Sumut untuk menangkap terduga pelaku.
Dalam cerita yang diunggah, paranormal Sirgar disebut-sebut telah menyerahkan uang sebesar 250 juta Rial kepada petugas polisi agar putranya memenuhi syarat untuk bergabung dengan kepolisian.
“Kepada Kapolda Sumut dan Kapolri, saya Psiko Sirgar menuntut keadilan karena saya ditipu oleh anggota keluarga yang menjanjikan anak saya untuk bergabung di negara Polri, namun kenyataannya saya tertipu.” Terlihat pada Selasa, 27 Februari 2024, ujarnya.
Lanjutnya: “Saya sudah bayar ratusan juta tapi dia masih belum terkoneksi (belum ada kabar sama sekali), mohon bantuannya untuk menindaklanjuti laporan saya di SPKT Polda Sumut.”
Paranormal itu mengaku sangat terpengaruh dengan kejadian yang menimpanya. Pasalnya, uang tersebut ia kumpulkan selama bertahun-tahun dari hasil berjualan tempe dan tahu di pinggir jalan untuk mewujudkan impian putranya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Titik Kumpul, laporan Rawani telah disampaikan ke SPKT Polda Sumut dengan nomor STTLP/B/161/II/2024/SPKT Polda Sumut.
Riswani dalam laporannya mengatakan, dirinya bertemu Bripka AT kabarnya pada tahun 2022 karena membuka kursus pelatihan (Bimble) untuk merekrut anggota Polri. Riswani kemudian mendaftarkan anaknya ke kelas pendidikan.
Setahun berikutnya, Maret 2023, terlapor menuntut uang sebesar Rp100 juta kepada korban karena terdaftar sebagai anggota Polri, kemudian terlapor kembali menuntut uang sebesar Rp150 juta karena anak tersebut berhak menggugat. Anggota Polri
Namun, ketika anak tersebut mendaftar untuk ujian polisi, dia diberitahu bahwa dia gagal dalam tes tinggi badan.
“Tolong perintahkan anggota Anda untuk menemukan dan menangkapnya agar dia bertanggung jawab atas semua yang telah saya berikan kepadanya. “Tolong bantu saya pak, saya tidak tahu harus bercerita kepada siapa lagi,” tutupnya.