JAKARTA, Titik Kumpul – Generasi Z di Indonesia semakin terpapar budaya global, salah satunya melalui Indonesia Comic Con (ICC). Acara ini menjadi wadah bagi para penggemar budaya pop khususnya komik untuk saling terhubung dan merasakan budaya populer dari seluruh dunia. Tak hanya itu, ICC juga membuka pintu bagi generasi muda untuk lebih mengenal budaya lokal melalui berbagai kolaborasi seniman internasional dan kreator Indonesia.
Di ICC, Gen Z berkesempatan untuk mengeksplorasi karya kreatif terkini dari ilustrator di studio animasi, sekaligus merayakan pertumbuhan komunitas budaya pop Indonesia. Acara ini juga mempertemukan para seniman dan pencipta dari berbagai disiplin ilmu, memperluas wawasan mereka dan memberi mereka ruang untuk berkarya dan dikenal oleh khalayak yang lebih luas.
Direktur Panorama Media Andita Tirtawisata mengatakan, “Kami berharap dengan Panorama Life, acara Wonderful Comic Con semakin meriah dan semakin banyak generasi muda yang melihat budaya pop Indonesia di industri kreatif. Indonesia semakin maju, kami berharap Indonesia Comic Con bagi industri kreatif bisa menjadi sebuah platform, dan bukan sekedar acara tahunan, tapi forum yang bermanfaat bagi seluruh pelaku industri kreatif,” ujarnya dalam konferensi pers di @america, Pacific Place. Mal, 6 November 2024.
Lebih lanjut Andita menambahkan, “Program Comic Con Indonesia yang luar biasa merupakan bagian penting dari ekonomi kreatif dan dapat menjadi ekosistem kreatif yang lebih besar lagi di masa depan.”
Rizki Rinaldi Mosmarth, Sekretaris Jenderal AKSI (Asosiasi Komik Indonesia) menambahkan pemikirannya mengenai industri komik di Indonesia. “Harapan kami jika terlibat dalam acara seperti ini dapat menjadi pertunjukan atau showcase yang istimewa bagi ekosistem industri kreatif khususnya komik di Indonesia.”
Dampak Comic Con Indonesia terhadap industri kreatif Indonesia
Indonesia Comic Con tidak hanya menjadi ajang berkumpulnya para penggemar, namun juga menjadi ajang penting bagi para seniman dan kreator lokal. Kehadiran ICC di Indonesia membuka peluang besar bagi para seniman tanah air mulai dari komedian, cosplayer, ilustrator hingga game developer lokal untuk tampil di panggung besar dan meraih pengakuan.
“Acara ICC ini akan merayakan pilar-pilar kreatif antara lain: komik, film, mainan, musik, olahraga, gaya hidup, cosplay,” kata Lulu Anwar, manajer proyek ICC. ICC seringkali menjadi tempat yang bagus bagi para seniman untuk berjejaring dengan para profesional internasional, sehingga memungkinkan mereka memperkaya ide-ide mereka dan meningkatkan kualitas karya mereka untuk bersaing di pasar global.
Tahun ini AKSI menerbitkan 175 komik dan komik yang akan dipamerkan di ICC. “Ini merupakan kerja keras sahabat komedi Indonesia, lebih dari 20 studio, lebih dari 50 komedian dan ini merupakan model atau wujud kerja sama industri yang ideal,” kata Rizki Rinaldi Mosmarth, Sekjen AKSI. Rizki menambahkan, “Ada peran pemerintah, peran asosiasi, peran akademisi selama penelitian, produser dan juga pembaca.”
Bangkitnya komik lokal Indonesia
Dampak penting dari ICC adalah meningkatnya minat terhadap komik lokal Indonesia. Komikus lokal yang mengikuti ICC berkesempatan untuk mempresentasikan karyanya kepada khalayak yang lebih luas, berinteraksi langsung dengan penggemar, dan belajar dari rekan-rekannya di dunia komik.
Bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pemerintah mendukung modernisasi karya sastra Indonesia melalui proyek pengembangan komik yang mengangkat cerita rakyat dari 38 provinsi di Indonesia. Proyek ini berhasil menghasilkan 114 komik rakyat dan 61 buku anak yang mengangkat legenda dan cerita lokal dalam format visual modern.
Rizki mengatakan, “Bersama Kemendikbud khususnya Badan Bahasa menjadi pusat pengembangan dan pelestarian sastra. Oleh karena itu, pemerintah berencana melakukan modernisasi karya sastra melalui Badan Bahasa ini.” Komik-komik ini mewakili seluruh provinsi di Indonesia, dan setiap provinsi mempunyai tiga komik yang menggambarkan cerita rakyat setempat.
“Komik (tentang cerita rakyat) ada 114 buah, sedangkan komik atau buku anak-anak (proyek adaptasi atau modernisasi hikayat naskah Melayu kuno berjudul “Hikayat Raja Budak” ada 61 buah),” lanjut Rizki saat sesi tanya jawab. .
Dengan segala dukungan yang ada, industri komik di Indonesia mempunyai potensi besar untuk berkembang pesat. Ajang seperti Indonesia Comic Con dan peran aktif organisasi seperti ICA dapat menjadi langkah seniman Indonesia untuk menampilkan karyanya di kancah internasional dan semakin memperkaya ekosistem kreatif di Indonesia.