Titik Kumpul Lifestyle – Saat ini Indonesia menghadapi tantangan penurunan emisi karbon, menjadi salah satu penghasil emisi karbon terbesar di dunia.
Menurut laporan Global Carbon Project, Indonesia menghasilkan 930 juta ton karbon dioksida setiap tahunnya, atau menyumbang 19,9% dari total emisi karbon global, atau 4,67 miliar ton karbon dioksida per tahun. Scroll untuk melihat informasi lengkapnya, yuk!
Untuk mengurangi emisi karbon Indonesia, mangrove berperan penting dalam perubahan iklim, menyerap gas rumah kaca 3-5 kali lebih efisien dibandingkan tanaman tropis lainnya.
Irpana Nur, Kepala Balai Besar Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Rokan Indragiri Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mengungkapkan bahwa mangrove termasuk tanaman yang mampu menyerap emisi karbon lebih banyak dibandingkan tanaman tropis lainnya.
Oleh karena itu diperlukan pemeliharaan dan pemantauan secara berkala untuk memastikan mangrove tumbuh dengan baik, kata Irpana Nur dalam keterangannya yang dikutip Jumat, 19 April 2024.
Fatma Puspitasari, Koordinator Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Pengendalian Pemanfaatan dan Konservasi Hutan, menambahkan 60 persen penduduk Indonesia tinggal di wilayah pesisir. Salah satu bencana yang dapat terjadi di wilayah pesisir akibat dampak perubahan iklim adalah banjir rob bahkan tsunami.
Diperkirakan kerugian ekonomi akibat dampak perubahan iklim dapat mencapai Rp544 triliun pada tahun 2024, ujarnya.
Oleh karena itu, mulai tahun 2020, pemerintah Indonesia mencanangkan target restorasi 600.000 hektare mangrove yang terkonsentrasi di 9 provinsi di Indonesia, mulai dari Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Pulau Bangka Belitung, Kaliman Barat ini, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua. dan Papua Barat,” tambahnya.
Untuk membantu mengatasi masalah ini, Nestlé Indonesia bermitra dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) untuk mendukung percepatan restorasi mangrove.
Kolaborasi ini merupakan bagian dari prioritas strategis nasional untuk merestorasi 600.000 hektar hutan bakau di seluruh Indonesia berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Bersama pemerintah, mereka menargetkan penanaman 30.000 pohon bakau di lahan seluas 4 hektar di Desa Rawa Mekar Jaya, Banten secara bertahap hingga April 2026 dan memastikan pertumbuhannya.
Presiden PT Nestle Indonesia Samer Chedid mengatakan, selama lebih dari 50 tahun, pihaknya telah mendukung banyak inisiatif di seluruh rantai komersial, salah satunya berkontribusi terhadap mitigasi perubahan iklim, sejalan dengan ambisi global untuk menanam 200 juta pohon. . tahun dunia.
“Bekerja sama dengan BRGM, kami akan melaksanakan program reboisasi pertama untuk mengamankan dan menjamin tumbuhnya 30.000 pohon bakau di Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Kami percaya dapat membantu, perlindungan, pembaharuan dan pemulihan lingkungan,” kata Samer Chedid, memerlukan dukungan dan permainan timbal balik antara masyarakat dan pemangku kepentingan. “