Indonesia Ranking 1 Kasus Hepatitis B Terbanyak, Ini Jenis-jenisnya yang Menular dan Tidak

VIVA Lifestyle – Hepatitis merupakan penyakit peradangan pada hati yang dapat berkembang menjadi fibrosis dan sirosis atau kanker hati.

Data Kementerian Kesehatan RI tahun 2014 mencatat Indonesia menempati urutan pertama di Asia Tenggara sebagai negara dengan prevalensi hepatitis B dan bentuk hepatitis lainnya tertinggi. Lebih dari 28 juta orang, setengahnya berisiko terkena hepatitis kronis. Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!

Hepatitis bukanlah penyakit yang bisa dianggap enteng, apalagi sebagian besar orang yang terinfeksi hepatitis tidak yakin apa yang menyebabkan mereka tertular penyakit tersebut. Penyakit ini sering dianggap menular, sehingga penderita penyakit ini menjauhi orang disekitarnya. Namun menurut para ahli, ternyata tidak semua penyakit hepatitis menular.

Selain infeksi virus, hepatitis juga bisa disebabkan oleh infeksi zat beracun dan penyakit autoimun.

“Bisa menular, tapi tidak semua jenis hepatitis itu menular. Penyakit ini ada yang disebabkan oleh virus, jadi menular, dan ada pula yang bukan disebabkan oleh virus, tidak menular,” kata dokter spesialis penyakit dalam di bidang gastroenterologi. hepatologi. Subspesialis, DR. Dr. Irsan Hasan, SpPD, KGEH, FINASIM, dalam acara Hidup Sehat tvOne, Selasa 11 Juni 2024.

Di antara penyakit hepatitis yang dapat disebabkan dan ditularkan oleh virus adalah hepatitis A, B, C, D, dan E. Di antara sekian banyak jenisnya, hepatitis A merupakan yang paling umum terjadi di Indonesia. Namun setiap jenis hepatitis disebabkan oleh virus yang berbeda dan mempunyai efek yang berbeda pula.

Namun hepatitis jenis ini justru lebih cepat sembuh dibandingkan jenis lainnya.

“Hepatitis A merupakan virus yang umum terjadi di Indonesia, namun tidak bertahan lama. Rata-rata membutuhkan waktu 2-4 minggu untuk pulih,” kata dr. Irsan.

Hepatitis A biasanya tertular dari makanan yang kurang matang atau terkontaminasi. Makanan yang tidak dimasak atau mentah dapat mengandung bakteri dan virus yang menimbulkan risiko kesehatan. Kondisi ini juga mirip dengan orang yang mengalami muntah-muntah karena salah mengonsumsi makanan. Umumnya penyakit ini banyak ditemukan di daerah dengan sanitasi yang buruk.

Ingatlah bahwa tidak semua jenis hepatitis saling berhubungan. Dengan kata lain, jika seseorang saat ini menderita hepatitis A, bukan berarti ia akan beralih ke hepatitis B, C, D, dan sebagainya ketika kondisinya semakin parah.

“A tidak bisa berubah menjadi B. Kalau sembuh, tidak akan berubah menjadi B kecuali tertular hepatitis B lagi,” jelasnya.

“Hepatitis sering diibaratkan kategori, kalau hari ini A, besok B, lalu C. Sebenarnya jauh berbeda,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *