Ingin Menginspirasi, Pria Ini Berkeliling Dunia dengan Motor Listrik

VIVA Lifestyle – Tonggak bersejarah dalam mobilitas listrik telah dicapai dengan tercapainya perjalanan solo pertama keliling dunia dengan sepeda motor listrik. Keliling dunia tanpa sponsor, kasus ini membuktikan kekuatan dan konsistensi mobilitas listrik meski dalam jarak jauh.

Roman Nedilka memulai perjalanannya dari Batavia pada Juli 2023 dengan visi untuk menunjukkan kelayakan dan keandalan sepeda motor listrik untuk perjalanan ekstrim jarak jauh keliling dunia. Gunakan tanda no DSR/kembali ke Hungaria, Slovakia, Republik Ceko, Jerman, Perancis, Amerika, Australia, Timor Leste dan Indonesia. Ia menempuh jarak lebih dari 42 ribu kilometer ketika menjadi orang Romawi pertama yang mengendarai sepeda motor listrik keliling dunia, suatu prestasi yang luar biasa. Lanjutkan, oke?

Romanus, selama sepuluh bulan perjalanannya, menghadapi berbagai tantangan budaya, iklim, dan medan yang masing-masing membawa tantangan dan pengalaman tersendiri. Mulai dari hujan tropis di Asia Selatan, gurun pasir luas di Kazakhstan yang disertai angin kencang, suhu musim dingin di Amerika Serikat, hingga suhu musim panas di Australia yang mencapai 45 derajat Celcius.

Menurut Roman, meski dalam kondisi menantang, perjalanan berjalan lancar tanpa kendala pada sepeda motor, hanya memerlukan perawatan sederhana bagi sepeda motor tradisional yaitu penggantian ban dan velg setelah menempuh jarak 25 ribu km.

“Sepanjang perjalanan selalu ada kemungkinan menemukan titik pengisian daya. Saya hanya meminta izin kepada orang-orang disana untuk menggunakan tempat tersebut untuk mengisi daya sepeda motor saya dan secara umum mereka ramah dan membantu. “Tidak keluar dari pertarungan saat mereka pergi,” katanya.

Roman juga menambahkan, salah satu ciri sepeda motor listrik adalah pengoperasiannya yang senyap, berbeda dengan kebisingan lalu lintas di Batavia dan kota-kota di China yang melarang sepeda motor berbahan bakar bensin. Tantangan utama dalam perjalanan solo mereka adalah beradaptasi dengan kondisi cuaca yang berbeda dan melintasi perbatasan bea cukai. Selain itu, standar yang berbeda di setiap wilayah memerlukan adaptor dan kabel yang sesuai untuk setiap lokasi.

Terlepas dari latar belakangnya yang sederhana, melalui 22 tahun bekerja dalam karirnya, ia mampu mencapai perjalanan ini tanpa sponsor atau monetisasi konten apa pun, sehingga memastikan keaslian dan relevansinya dengan massa.

Di akhir perjalanannya, Roman berkomitmen untuk meningkatkan ekosistem seluler di Indonesia dan mendorong lebih banyak masyarakat untuk menggunakan pilihan transportasi berkelanjutan.

“Saya berharap dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk mempertimbangkan mobilitas listrik dan berkontribusi pada kualitas hidup dan kualitas hidup yang lebih baik di perkotaan Indonesia,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *