Ini Buktinya Jika Orang Indonesia Beli Mobil Listrik Gak Lihat Harga

VIVA – Kendaraan listrik di Indonesia sangat beragam, berbagai merek asal Jepang, Korea Selatan, Eropa, dan China berlomba-lomba menawarkan produk ramah lingkungan, baik buatan lokal maupun impor.

Produksi dalam negeri dimulai dengan Hyundai Ioniq 5, disusul Wuling Air EV dan model lainnya seperti BinguoEV, Cloud EV, Chery Omoda E5, MG 4 EV, MG ZS EV, Neta V-II, Hyundai Kona Electric, dan yang terbaru Neta X.

Sudah banyak EV produksi lokal yang semua produknya mendapat bebas bea masuk, PPnBM, TKDN hingga kelonggaran PPN 10 persen dari pemerintah.

Bahkan kendaraan listrik berstatus impor mendapat kelonggaran bea masuk dari Bank Sentral Ukraina dan negara mengambil alih PPnBM. Tapi itu hanya berlaku selama dua tahun, setelah itu produksi lokal wajib dilakukan.

Menurut Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, terdapat lebih dari 30 model mobil listrik yang beredar di pasaran. Harga yang ditawarkan pun beragam, mulai dari Rp 180 juta hingga Rp miliaran.

Adapun sifat konsumen dan target pasarnya akan berbeda-beda pada setiap produk. Dan menariknya, jika melihat pembeli mobil listrik Hyundai, masyarakat Indonesia sepertinya tidak mempermasalahkan harganya.

Itu karena sebagian besar mobil listrik terlaris Hyundai adalah yang terbaik, bukan hanya Ioniq 5, tetapi Kona Electric baru.

“Opsi termahal mendominasi Signature Long Range sebesar 75-80 persen, sehingga sedikit mengejutkan kami. Budi Nur Mukmin, Chief Marketing Officer PT Hyundai Motors Indonesia, Selasa 1 Oktober mengatakan, “Menariknya, kita sering mendapat pertanyaan tentang kompetitor yang harganya lebih murah, tertarik atau tidak, ada perang harga”, 2024 .

Kona Electric baru ditawarkan dalam 5 varian, Kona Electric Style dibanderol Rp 499 juta, Prime Standard Range Rp 515 juta, Signature Standard Range Rp 575 juta, Prime Long Range Rp 560 juta, dan Signature Long Range Rp 590 juta. .

“Saya selalu menjawab bahwa harga bukanlah alasan pembeli membeli mobil, dan ternyata jawabannya bukan milik kami. “Jadi ini bukti bahwa yang membeli mobil Hyundai tidak serta merta memikirkan murahnya, tapi nyaman,” ujarnya.

Soal jumlah pesanan, sejak Kona Electric diluncurkan pada Juli 2024, jumlah SPK di seluruh diler Hyundai hingga saat ini sudah melebihi 1.500 unit, sebagian di antaranya dikirimkan ke konsumen secara bertahap.

“Back order (pembelian kembali) banyak, jadi peminatnya banyak. “Ada sekitar 500 unit yang sudah dikirimkan ke konsumen,” kata Budi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *