JAKARTA – Calon wakil DPR Dwara Putri Perananda menjadi salah satu dalang pembunuhan Indriana Devi Eko Saputri (24) akibat cinta segitiga. Berikut penuturan Dewara semasa menjadi calon DPR.
Seperti dilansir infopemilu.kpu.go.id, Senin, 4 Maret 2024, Dwara Putri Prananda mendaftar sebagai calon legislatif Partai Garuda di daerah pemilihan Jawa Barat ke-9 yang meliputi Kabupaten Majalenko, Subang, dan Sumdang Dwara terlihat pada latar belakang merah pada foto kampanye tersebut.
Dalam foto close-up ini, Dwara terlihat mengenakan kemeja putih dan senyuman tipis di wajahnya. Nomor urut 4 ada di surat suara.
Hasil sementara penghitungan suara menunjukkan Dwara memperoleh 226 suara. Data yang dihimpun Partai Komunis Ukraina pada 2 Maret 2024 pukul 23.00, jumlah suara terdaftar untuk sementara mencapai 8.366 di 12.416 TPS (67,38%).
Dalam kesempatan itu, Wakil Presiden Partai Garuda Teddy Gesnaidi menanggapinya. Ia menyatakan, status keanggotaan bergilir akan dibatalkan.
Tedi mengatakan, kejahatan yang dilakukan Dwara tidak ada kaitannya dengan keanggotaannya di partai tersebut. Ia menegaskan, partai ini tidak mendukung adanya tindakan kriminal.
“Yang pasti tindak pidana yang dilakukan seseorang tidak ada kaitannya dengan keanggotaan suatu partai politik. Devara, salah satu penggagas pembunuhan Indriana mengatakan, karena tindakan tersebut tidak mencerminkan kebijakan dan program partai politik.
Devara Putri, salah satu tersangka kasus pembunuhan Indrian Devi Ek Saputri, terungkap menjadi calon DPR RI.
Ia bekerja sama dengan rekannya, Didut Al-Fiansieh, menyewa seorang pembunuh bernama Mohammad Reza untuk melakukan operasi tersebut.
Kasus tersebut bermula dari ditemukannya jenazah yang kemudian diketahui bernama Indriana Devi di Banjar, Jawa Barat (Jabbar) pada Minggu, 25 Februari 2024.
Dari pemeriksaan, Indri mengaku dibunuh bukan di Kota Banjar, melainkan di Kecamatan Bagur pada Selasa, 20 Februari 2024.
Sekitar 4 hari kemudian, jenazah Indra dimasukkan ke dalam mobil oleh tiga orang pembunuh bernama Devara, Didut dan Reza yang sedang berkeliaran di Jawa Barat. Setelah itu jenazah Indra dibuang dengan kejam.
Direktur Kriminal Umum Polda Jabar Kombes Sorawan mengungkapkan, motif pembunuhan tersebut adalah cinta segitiga. Devara merasa cemburu karena Didut, pasangan hidupnya, terlibat asmara dengan Indra.
Ini kira-kira seperti itu (cinta segitiga). Jadi mereka melakukannya karena iri hati.”