Jakarta, Titik Kumpul – Di dunia modern ini, kesehatan telah menjadi salah satu isu utama yang menentukan kualitas hidup dan pembangunan suatu negara. Akses yang adil terhadap layanan kesehatan merupakan landasan penting untuk memastikan bahwa setiap orang, tanpa memandang status sosial atau lokasi geografis, menerima layanan yang mereka butuhkan. Namun, akses ini masih terbatas di banyak wilayah di dunia, khususnya di negara-negara berkembang di Asia Tenggara, yang memiliki banyak wilayah dengan fasilitas medis dan sumber daya kesehatan yang terbatas.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengambil langkah-langkah strategis untuk menciptakan pemerataan akses terhadap layanan kesehatan oleh otoritas, lembaga kesehatan, dan organisasi relawan. Gulung lagi, oke?
Keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Di daerah yang kurang terlayani, diagnosis dan pengobatan dini seringkali sulit dilakukan, sehingga dapat meningkatkan risiko komplikasi penyakit dan bahkan kematian. Oleh karena itu, terciptanya pemerataan akses terhadap layanan kesehatan menjadi fokus banyak pihak, terutama dalam pengobatan penyakit serius seperti kanker yang memerlukan peralatan medis canggih dan tenaga profesional berpengalaman.
Kemitraan antara Siemens Healthineers dan RAD-AID International merupakan langkah yang disambut baik untuk memastikan akses yang lebih adil. Melalui kemitraan ini, kedua organisasi akan fokus pada peningkatan keterampilan tenaga kesehatan lokal dan penyediaan teknologi medis canggih di kawasan Asia Tenggara. Siemens Healthineers dan RAD-AID Kerjasama internasional dengan mengadakan pelatihan khusus kedokteran nuklir di Indonesia menjadi contoh nyata dalam mengatasi keterbatasan sumber daya medis di negara-negara berkembang.
Country Manager Siemens Healthineers Indonesia Alfred Fahringer menjelaskan pentingnya kemitraan ini untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.
“Kemitraan kami dengan RAD-AID mencerminkan komitmen kami untuk menyediakan layanan kesehatan berkualitas tinggi di Indonesia. Dengan berinvestasi di bidang pendidikan dan kedokteran nuklir, kami mendukung tenaga medis dan membantu membentuk masa depan perawatan pasien di negara ini.” dampak jangka panjang pada sistem layanan kesehatan Indonesia, serta meningkatkan kemampuan untuk mendiagnosis dan mengobati kanker dan penyakit lainnya,” kata Fahringer.
Dengan demikian, pelatihan kedokteran nuklir di berbagai institusi medis ternama seperti RSCM/FKUI Jakarta dan RSHS/FK Unpad Bandung bukan hanya merupakan program jangka pendek namun berpotensi memberikan dampak jangka panjang terhadap kapasitasnya. staf medis setempat. Program ini berfokus pada teknik pencitraan tingkat lanjut seperti PET/CT dan SPECT/CT, yang merupakan elemen penting dalam diagnosis dan pengobatan kanker. Selain meningkatkan keterampilan teknis, kolaborasi ini meningkatkan kepercayaan diri staf medis untuk menangani kasus-kasus kompleks dan memberikan hasil pasien yang lebih baik.
Inisiatif yang dilakukan oleh Siemens Healthineers dan RAD-AID International di Indonesia diharapkan dapat menjadikan layanan medis tingkat lanjut lebih mudah diakses oleh masyarakat luas. Selama pelatihan, tim ahli RAD-AID melakukan latihan langsung untuk membantu tenaga medis mengoptimalkan teknologi kedokteran nuklir untuk mendeteksi dan mendiagnosis kondisi kompleks. Misalnya saja di RSCM/FKUI Jakarta, fokus utamanya adalah penggunaan teknologi PET/CT dalam pengobatan onkologi. Sementara itu, sesi pelatihan di Bandung mengeksplorasi penggunaan PET/CT non-FDG untuk mendiagnosis berbagai jenis kanker, termasuk kanker kepala, leher, paru-paru, dan saluran cerna.
Daniel J. Mollura, Direktur Eksekutif RAD-AID International, menggambarkan keberhasilan program ini sebagai langkah awal dalam membangun infrastruktur kesehatan yang berkelanjutan.
“Keberhasilan program ini di Indonesia menunjukkan kekuatan kolaborasi global untuk mengatasi kesenjangan layanan kesehatan yang kritis. Kami bekerja sama dengan Siemens Healthineers untuk menghadirkan teknologi kedokteran nuklir yang canggih dan Kami sangat bangga bermitra dengan mereka untuk mengembangkan keterampilan mereka.” Ini adalah langkah awal dan kami berharap dapat melanjutkan misi kami dalam membangun infrastruktur layanan kesehatan yang berkelanjutan,” kata Dr. Mollura.