Titik Kumpul Tekno – Sistem pangan yang tidak berkelanjutan bertanggung jawab atas lebih dari sepertiga emisi gas rumah kaca (GRC) global, menurut Majalah Natural Food edisi 2021.
Faktanya, sistem ini juga mengakibatkan sepertiga makanan yang diproduksi di dunia terbuang sia-sia, menurut studi Program Pangan Dunia atau WFP.
Hasilnya, Charles Brand, Wakil Presiden Eksekutif Solusi dan Peralatan Pengolahan Tetra Pak, mengumumkan tujuan barunya untuk mengubah sistem pangan guna mendukung industri yang semakin berkelanjutan. Hal itu diungkapkannya pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP28).
“Kami ingin garis bawahi di sini. Kami tidak bisa menghentikan produksi pangan, tapi kami bisa mengubah sistemnya agar lebih aman, berkelanjutan, dan berkelanjutan. Kami ingin membantu mengurangi dampak negatif perubahan iklim,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Senin, 18 Desember 2023.
Oleh karena itu, untuk mencapai sistem pangan yang lebih berkelanjutan, perusahaan-perusahaan di sektor pengolahan dan pengemasan makanan dan minuman menyiapkan empat jalur utama untuk melakukan transisi:
Pertama, mendukung transisi menuju produk susu yang berkelanjutan. Charles mengatakan dengan mengatasi dampak lingkungan dari pengolahan susu, produktivitas, profitabilitas, dan penghidupan petani kecil dapat dipertahankan dengan lebih baik.
Kedua, inovasi sumber pangan baru. Diversifikasi protein alternatif untuk melengkapi susu dan sumber protein hewani lainnya adalah salah satu contohnya.
Kemudian mengembangkan teknologi pengolahan makanan yang membantu mengurangi limbah makanan selama produksi. “Salah satunya adalah mengubah produk samping yang bernilai rendah yang tadinya terbuang menjadi produk yang bernilai tambah,” tegasnya.
Terakhir, pengemasan makanan berkelanjutan akan dipromosikan untuk meningkatkan akses terhadap nutrisi yang aman. Dengan merancang dan menerapkan solusi pengemasan makanan yang berkelanjutan, kualitas makanan dapat lebih terjaga dan akses terhadap makanan yang aman dapat ditingkatkan.