Inspiratif! Sejak Usia 15 Tahun Gabung UNICEF, Pemuda Ini Beri Les Gratis ke 10 Ribu Anak Pelosok

Titik Kumpul Lifestyle – Kisah inspiratif seorang gadis berusia 22 tahun. Pemuda bernama Alvian Vardhana ini bergabung dengan PBB, bekerja di sana sejak usia muda dan meraih prestasi yang membanggakan.

Ia adalah seorang pemuda kelahiran Banua yang, di usianya yang baru 16 tahun, memutuskan untuk mendirikan komunitas literasi untuk anak-anak di Banua. Komunitas ini berdedikasi untuk memberikan pendidikan atau bimbingan belajar gratis, ruang baca, perpustakaan dan kegiatan rekreasi lainnya untuk anak-anak di desa-desa terpencil di Kalimantan Selatan.

Alvian sendiri telah bergabung dan bekerja di UNICEF sejak ia berusia 15 tahun (2018). Terlihat dalam unggahan akun TikTok @daaitvindonesia, sosok Alvin berhasil menggugah kekaguman atas prestasi dan misinya untuk menjadikan anak bangsa menjadi lebih baik dan maju.

Terlihat dalam video yang diunggah, Alvin menuliskan pernyataan yang menyatakan dirinya sangat terharu dengan adanya bantuan untuk anak-anak tersebut karena melihat adanya kesenjangan yang nyata dalam kualitas pendidikan di daerah terpencil dan perkotaan.​

Fokus Alvian pada dunia pendidikan dan anak bermula dari nilai-nilai kehidupan yang ditanamkan orang tuanya sejak dini. Sang ibu adalah seorang notaris yang tugasnya biasanya menyalurkan dana masyarakat untuk membantu korban bencana alam.

Pada saat yang sama, ayah saya, seorang pegawai pemerintah, sering mengumpulkan buku dan menyumbangkannya kepada mereka yang membutuhkan. Pola asuh ini mendekatkan Alvian dengan dunia pendidikan, anak dan organisasi sosial.

Hingga saat ini, Literasi Anak Banua telah berhasil meningkatkan pendidikan 10.000 siswa dengan bantuan 90 relawan dan 54 anggota tim digital. Seorang mahasiswi Universitas Brawijaya menerima Youth Leadership Award for Youth Employment Y20 2022 atas dedikasinya.

Reaksi dari netizen

Beberapa waktu terakhir, sosok inspiratif tersebut sukses menyita perhatian netizen di dunia maya.

“Dia seumuran sama aku, tapi boleh bangga dan berguna buat orang lain..respect ya mbak,” tulis warganet.

Yang lain menulis: “Tetapi Indonesia tidak membutuhkan orang-orang pintar untuk menjadi pemimpin.”

Yang lain menulis: ‘Sangat cemburu.’

“Memang ini merupakan kelanjutan dari program guru mengemudi yang dibanggakan Kemendikbud. Guru mengemudi memiliki anggaran yang besar, sistem rekrutmen yang ketat, metode pengajaran yang berkualitas, dan tentunya hasilnya akan sangat baik.” Daerah-daerah terpencil, pelosok tanah air, dan daerah-daerah paling terpencil di NKRI sangat membutuhkan pemerataan pendidikan, sehingga dengan hadirnya guru penggerak dan kepala sekolah maka kualitas siswa di sana menjadi baik. membaik! kata yang lain.

Yang lain menjelaskan: “Ketika dunia menutup mata terhadap hal-hal baik, jangan khawatir tentang akhirat yang memperhitungkannya.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *