California, Titik Kumpul – Intel baru saja mengumumkan rencana PHK lebih dari 15% atau hingga 15.000 pekerja.
Langkah tersebut diambil sebagai bagian dari upaya besar-besaran mereka dalam menekan pengeluaran di perusahaan teknologi yang berbasis di California, Amerika Serikat (AS).
Pengumuman ini disampaikan kepada seluruh karyawan pada Kamis 1 Agustus 2024 waktu setempat. Langkah drastis ini dilakukan setelah melaporkan hasil kuartal kedua yang mengecewakan dan prospek keuangan yang menurun.
CEO Intel Pat Gelsinger mengakui pendapatan perusahaan tidak tumbuh sesuai harapan sehingga harus berani mengambil “langkah besar”.
“Biaya operasional kami terlalu tinggi namun margin kami terlalu rendah. Kami perlu mengambil langkah lebih berani untuk mengatasi kedua masalah ini, terutama karena hasil keuangan dan prospek kami untuk paruh kedua tahun ini lebih menantang dari perkiraan,” Pat Gelsinger seperti dikutip Tech Crunch pada Jumat, 2 Agustus 2024.
Intel, yang memimpin revolusi industri teknologi dengan chip prosesor sekitar 25 tahun yang lalu, kini berjuang untuk beradaptasi dengan gelombang baru komputasi seperti ponsel pintar dan kecerdasan buatan. Meskipun perusahaan seperti Nvidia telah mampu memanfaatkan ledakan AI, Intel masih tertinggal.
Antara tahun 2020 dan 2023, pendapatan tahunan Intel akan turun sebesar $24 miliar atau Rp389 triliun, meskipun jumlah karyawan akan meningkat sebesar 10% pada periode yang sama.
Hal ini sangat berbeda dengan pembuat chip lain yang pendapatan dan valuasinya melonjak selama booming AI.
Pada kuartal kedua, Intel melaporkan penurunan pendapatan sebesar 1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini disebabkan oleh tekanan pada margin kotor yang terkait dengan produk AI PC mereka.
Selain itu, Intel juga mengumumkan akan menangguhkan pembayaran dividen kepada pemegang saham mulai kuartal keempat tahun 2024 dan memperkirakan tren paruh kedua yang lebih sulit dari perkiraan.
Selain PHK, Intel juga akan menawarkan program “pengunduran diri secara sukarela atau dikenal dengan program pensiun dini (pendi)” mulai minggu depan kepada karyawan yang ingin melakukannya.
Selain itu, perusahaan mengumumkan peningkatan penawaran pensiun bagi karyawan yang memenuhi syarat.
Langkah tersebut diambil sebagai bagian dari rencana besar Intel untuk memangkas pengeluaran sebesar $10 miliar atau Rp 162 triliun pada tahun 2025.
“Ini (PHK massal) memang sulit. Kami berharap langkah ini dapat membantu perusahaan kembali ke jalurnya dan lebih kompetitif di pasar teknologi global,” jelas Pat Gelsinger, CEO Intel.