Titik Kumpul – Toyota Yaris Cross Hybrid menjadi kendaraan hybrid termurah yang dijual PT Toyota Astra Motor (TAM). SUV kompak dengan dua sumber tenaga ini dibanderol mulai Rp 440,600 juta hingga Rp 454,950 juta on the road.
Pada tahun tersebut Diluncurkan pada tahun 2023, Yaris Cross HEV (Hybrid Electric Vehicle) merupakan model hybrid pribumi kedua Toyota setelah Kijang Innova Zenix HEV.
Untuk lebih memverifikasi performa Yaris Cross Hybrid, tim redaksi Titik Kumpul Automotive mengujinya ratusan kilometer di jalan Jakarta-Bandung-Jakarta, termasuk medan pegunungan.
Sebelum keluar kota, mobil ini dibawa di tengah lalu lintas ibu kota, kemudian memulai perjalanan dari kawasan Jakarta Selatan menuju Ranca Upas, Kabupaten Bandung dengan tiket masuk berbayar.
Unit yang kami uji adalah fitur keselamatan Yaris Cross S Hybrid CVT GR atau TSS (Toyota Safety Sense) dan unit unggulan dengan tampilan sporty pada body kit Gasoline Racing. Posisi berkendaranya bagus meski setirnya hanya miring. Jok pengemudi dapat diatur secara elektrik sehingga pandangan setinggi 175 cm lebih nyaman, pandangan lebar ke kanan atau kiri dan kap mesin terlihat. Menghidupkan mobil cukup menekan pedal rem dan menekan tombol start stop mesin, tidak ada suara mesin. Sebab, hanya motor listrik atau dinamo yang bertugas memutar roda depan saat mobil distarter. Dengan tenaga 59 kW, atau 79,1 tenaga kuda dan torsi 141 Nm, penggeraknya menghasilkan tendangan yang sensasional. SUV sepenuhnya menyerap pasokan listrik dalam kondisi tertentu. Unit kontrol elektronik, atau ECU, membaca gaya mengemudi Anda berdasarkan tekanan kaki pada pedal gas, yang diteruskan ke sensor posisi throttle, atau TPS. Kami secara teratur berpindah dari mesin stasioner ke mesin portabel. Pada putaran, saat kondisi jalan tanjakan dan beban mesin tidak berat, Yaris Cross sepenuhnya bertenaga listrik, dan jika baterai memiliki tenaga yang cukup untuk memutar roda depan, mode EV akan aktif secara otomatis. Namun bila aki yang menyuplai listrik ke dinamo habis, maka mesin akan hidup secara otomatis. Namun baterai lithium-ion di Yaris Cross hanya berkapasitas 0,7 kWh sehingga pengisian dayanya sangat singkat. Saat mengerem atau melambat, baterai otomatis terisi, gas dikeluarkan saat mobil berjalan. Sekali lagi, mesin bensin berubah menjadi generator untuk mengisi listrik. Peralihan dari tenaga listrik ke mesin pembakaran sulit dilakukan. Cukup terdengar saat mesin 1500cc berkode 2NR-VEX mulai menggerakkan roda, apalagi saat saya sedang terburu-buru sendirian menaiki tanjakan terjal di Banging Seaday Road. Hebatnya, tenaga dan torsi yang disalurkan ke roda depan oleh mesin bensin tersebut sangat mumpuni. Kebisingan mesin tidak terdengar meski pada kondisi tanjakan 40-60 derajat, stop and go. Begitu pula saat beban mesin ringan atau kondisi jalan tidak curam dan mobil berjalan terus menerus, meski dalam kecepatan tinggi, roda depan terkadang digerakkan secara elektrik tanpa campur tangan mesin. Soal handling, meski ground clearance 210 milimeter, tanda-tanda ketidakstabilan sangat sedikit, body roll sangat bagus. Kombinasi suspensi depan McPherson Strut dan suspensi belakang Torsion Beam memberikan kekakuan yang sangat baik. Lebih lebar 10mm dibandingkan Honda HR-V dan Hyundai Creta, roda depan dan belakang berukuran 2.620mm sehingga mobil terasa stabil meski dalam kecepatan tinggi. Meski desain Yaris Cross mirip dengan Avanza-Zenia generasi terakhir, namun DNGA (Daihatsu New Global Architecture) mengubah posisi baterai dan bagian bawah bodi agar sedikit berbeda. Namun sayang, kelembapan kabin di dalam ruangan kurang baik, kebisingan dari luar masih bagus, bahkan di permukaan aspal mulus pun suara kendaraan melaju. Terdapat dua penumpang dewasa dengan berat rata-rata 70kg dan dua anak kecil dengan berat rata-rata 20kg selama perjalanan, tidak termasuk bagasi di bagasi belakang. Setelah menempuh jarak 456,7 km di berbagai jalan, baik perbukitan, perkotaan, hingga jalan raya, konsumsi bahan bakar Yaris Cross Hybrid mencapai 22,4 km per liter di MID (Multi Information Display).
Yaris Cross Hybrid membutuhkan bahan bakar 20,4 liter untuk menempuh jarak jauh. Jika menggunakan Pertamax RON 92 yang saat ini dijual 13.700 per liter, perjalanan Jakarta-Bandung-Jakarta dibanderol Rp 279.000.