Jadi Calon Bupati Indramayu, Lucky Hakim Sebut Harta Kekayaannya Turun Rp1 Miliar

Jakarta, Titik Kumpul – Aktor Lucky Hakim merupakan salah satu aktor yang terjun ke dunia politik. Namanya menjadi perbincangan hangat publik pasca keputusannya mundur sebagai Wakil Bupati Indramayu pada Februari 2023.

Terkait mundurnya Lucky Hakim sebagai Wakil Bupati pada Februari tahun lalu, pelaku menyebut alasan pengunduran dirinya karena tidak adanya tugas Bupati Indramayu Nina Agustina.

Dalam debat calon bupati dan wakil bupati Indramayu beberapa hari lalu, di luar dugaan ia menyebut selama ini hanya tiga kali menerima perintah atau tugas dari Nina Agustin.

Kini, Lucky Hakeem kembali menjadi sorotan usai terang-terangan membeberkan harta kekayaan Bupati Indramayu. Mari kita lanjutkan menelusuri seluruh artikel di bawah ini.

Lucky Hakim yang tampil di podcast Bintang Emon mengatakan, wilayah Indramayu merupakan wilayah dengan penduduk termiskin di Jawa Barat.

Namun yang menarik, ia menyebut Bupati Indramayu merupakan pejabat terkaya kedua di Pulau Jawa. 

“Wilayah Indramayu memiliki penduduk termiskin di Jawa Barat. Bupati termasuk orang terkaya di Jawa, googling saja. Bupati terkaya di Jawa Barat berasal dari Karawang dan Indramayu, dan kekayaannya meningkat. Ini bukan curang, ini bukan tentang manusia. Jadi pejabat itu punya LHKPN, berita acara harta benda resmi pemerintah, katanya merujuk pada video yang diposting di akun gosip @rumpi_gosiip.

Sementara itu, Lucky Hakim juga mengaku menjadi satu-satunya wakil bupati Indramayu sepanjang tahun ini yang hartanya berkurang Rp 1 miliar.

“Satu-satunya pejabat di Indonesia yang menjabat lebih dari setahun dan memiskinkan namanya adalah Lucky Hakim. Saya lebih miskin Rp satu miliar, bisa googling lagi. “LHKPN saya turun satu miliar sejak saya menjabat,” ujarnya.

Lucky Hakim yang mencalonkan diri sebagai Bupati Indramayu Nomor Urut 2 mengaku, saat menjabat wakil Bupati Indramayu saat itu, ia hanya bertugas mengawasi.

Kalau bupati memang tak butuh bantuan, maka dia hanya duduk diam sambil membabi buta memakan gajinya. Indramayu.  Hal ini membuat dirinya enggan dan bertekad mencalonkan diri sebagai calon Kabupaten Indramayu.

“Tugas bupati hanya mengawasi.” Kalau bupati merasa tidak butuh bantuan, maka secara hukum kita hanya duduk diam saja dan makan gajinya secara membabi buta. “Mungkin ada pejabat yang menyukainya, tapi itu urusan semua orang,” ujarnya.

Ia sendiri merasakan beban moral yang berat terhadap warga Kabupaten Indramayu yang menggajinya selama menjabat wakil bupati.

Namun sayang, saat itu ia tidak mendapat peran utama sebagai wakil bupati.

Saya sangat bingung dengan hal itu karena saya melihat sendiri bahwa yang membayar gaji wakil bupati adalah orang-orang pekerja keras,” jelas Luki.

“Di Indramazh panas sekali, kulit masyarakat gosong karena petani, kadang panennya gagal, nelayan susah cari ikan.” Lalu mereka membayar saya banyak, totalnya hampir Rp 200 juta. Anggap saja Rs 200 crore per bulan, sayang sekali jika Anda kehilangan pekerjaan,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *