Jakarta, Titik Kumpul – Putri Marino kembali menghadirkan penampilan sangar di film original Netflix terbaru bertajuk Thorny Mist. Film yang mengisahkan perjalanan seorang polisi dalam mengusut kasus pembunuhan dan perdagangan orang di Kalimantan ini akan tayang di seluruh dunia mulai 1 Agustus 2024.
Berperan sebagai polisi wanita bernama Sanja, Putri Marino merombak total penampilannya agar terlihat seperti laki-laki. Dia memotong rambut halusnya menjadi potongan tubuh dan mengeritingkannya agar menjadi keriting. Scroll untuk mengetahui cerita lengkapnya, yuk!
“Rambutku panjang, aku potong seperti ini (di bahu) tapi tetap tidak berhasil. Potong seperti ini (di bawah telinga) dan masih kurang elegan. Akhirnya aku potong pendek semua seperti di movie,” kata Putri Marino saat ditemui dalam acara Film Red Carpet Thorny Mist, di XXI Metropole, Jakarta, Rabu 31 Juli 2024.
Putri Marino sebelumnya membahas keputusannya memotong pendek rambutnya dengan sutradara. Dia berkonsultasi tentang pencarian yang tepat untuk Sanja, yang merupakan seorang polisi wanita.
Putri Marino pun mengaku pasrah dengan keputusannya untuk berpenampilan sempurna dalam perannya saat ini.
“Penyerahan itu bermula saat aku ke kantor Palari Film, saat aku mendapat ‘Oh oke jadwal potong rambut’. Aku menyerah,” ungkapnya.
Saat rambutnya dipotong, Putri Marino merasakan perbedaan yang drastis, terutama di awal-awal ia memotong rambutnya. Bahkan, dia kaget saat bangun dan rambut panjangnya hilang.
“Aku baik-baik saja karena rambutnya akan tumbuh. Aku kaget baru setelah potong, tertidur, bangun kaget rambutnya pendek,” kata Putri Marino.
Tak hanya rambutnya yang pendek, Putri Marino juga menyiapkan rasio tubuh yang serasi dengan sosok polisi wanita. Ia terlihat lebih kurus dari biasanya, namun tubuhnya tetap kencang dan berotot karena banyaknya adegan aksi di film tersebut.
Selain Putri Marino, ada juga beberapa aktor ternama yang pernah bergabung dalam film thriller misteri ini antara lain Lukman Sardi, Yusuf Mahardika, Nicholas Saputra dan Yoga Pratama. Film ini mengambil setting di daerah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. Kabut Berduri menunjukkan betapa banyaknya persoalan yang bersinggungan antara kedua negara ini, seperti perdagangan manusia, konflik antar suku, dan persoalan pertahanan regional di kawasan perbatasan.