VIVA – Menjamurnya warung remang-remang di sepanjang jalan provinsi di Desa Cigedog, Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah sebagai tempat yang diduga digunakan untuk seks, minum-minum, dan peredaran obat-obatan terlarang (keras) membuat warga prihatin.
Selain itu, ratusan warga Desa Chigedog dan sekitarnya mendatangi warung-warung tersebut pada Sabtu, 18 April 2024 sore, untuk menutup pintu puluhan warung yang dijadikan tempat prostitusi.
Mengantisipasi aksi anarkis dengan melakukan vandalisme terhadap warga dan mencegah konflik pro dan kontra dengan warga lainnya, penyegelan toko seks tersebut diawasi ketat oleh Polres Kersana dan Polsek Koramil.
Edi Haryanto, warga Desa Cigedog, mengaku geram dengan menjamurnya warung-warung yang sudah lama berdiri dan remang-remang, namun mengaku aparat pemerintah tidak pernah mengambil langkah konkrit.
Selain itu, Edi mengatakan warga selalu resah setiap malam, warung remang-remang tersebut tidak hanya digunakan sebagai tempat seks dan karaoke, tetapi juga sebagai tempat minum minuman beralkohol dan penjualan obat-obatan keras.
Edi mengatakan kepada awak media, “Kami sebagai masyarakat sangat khawatir karena mengganggu ketertiban dan kenyamanan masyarakat yang tinggal di desa kami.”
Ironisnya, warung pinggir jalan semakin banyak diminati dan aparat pemerintah daerah belum mengambil tindakan tegas, kata Edi.
“Saat sudah mulai berfungsi kembali, kami mengancam penyewa akan membongkar lapak-lapak yang dijadikan tempat prostitusi,” kata Edi.
Rohmani, Ketua Kelurahan Kersana, mengungkapkan, pihaknya juga menutup kios-kios tersebut dengan mencantumkan tulisan “kios tutup” pada setiap bangunan kios di atas tanah milik PT. KAI Daop 3 Cirebon dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Provinsi Jawa Tengah.
“Sebenarnya kami tutup dengan memasang stiker larangan prostitusi dan mabuk-mabukan. Namun pengelola toko itu masih ngotot dalam bekerja,” tutupnya.
Laporan: Tri Handoko
Baca artikel edukasi menarik lainnya di link ini.
