JAKARTA, WI – Wilayah pesisir DKI Jakarta menjadi salah satu wilayah yang paling rawan banjir akibat longsor.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa luas daratan Jakarta semakin menyusut, terutama di pesisir utara.
Bersama Indonesia, Korea, dan Belanda, pada Februari 2017, National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) sepakat untuk bekerja sama membangun garis pantai yang dikenal dengan Project Management Unit (PMU) atau National Capital Integrated Coastal Development (PTPIN). ).
Kerja sama ini diwujudkan melalui pembentukan kemitraan tripartit. Pada tahun 2020, NCICD PMU bekerjasama dengan ketiga pihak tersebut menghasilkan Integrated Flood Protection Plan (IFSP) sebagai konsep perlindungan banjir yang terintegrasi.
Fokusnya adalah penyediaan air bersih, peningkatan kebersihan sungai, dan pengendalian banjir.
Manfaat dari program PTPIN antara lain pemeliharaan dataran banjir atau perlindungan banjir, pengurangan kerugian ekonomi dan sosial akibat gelombang pasang, dan pembatasan pengembangan lahan di wilayah pesisir.
Prinsip pembangunan PTPIN tidak hanya untuk mengendalikan kenaikan permukaan laut dan banjir, tetapi juga untuk memperbaiki kondisi lingkungan melalui hadirnya konsep Dunia Ketiga.
Sebagai informasi, PTPIN merupakan salah satu program strategis nasional di bawah Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Dietgen SDA) Kementerian Pekerjaan Umum.
Oleh karena itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan pemangku kepentingan terkait berupaya menerapkan konsep restorasi pantai (perbaikan lingkungan) untuk mengatasi dampak banjir dan tanah longsor pantai.
Direktorat Jenderal Sumber Daya Alam (DKI) telah mengambil beberapa langkah untuk menghadapi serangan laut di lepas pantai Jakarta. Beberapa di antaranya adalah dengan membangun tanggul di banyak tempat yang berpotensi mengalirkan air laut dan membangun kolam retensi untuk menampung air di pemukiman warga dan membuangnya ke laut.
Namun, jika penurunan permukaan tanah terus berlanjut, pemerintah akan membangun tembok laut tahap B (Giant Seawall), yang akan mengurangi luas banjir sebesar 112.000 meter persegi dan mengurangi kerusakan sebesar 600 triliun yuan.
Menteri Pekerjaan Umum Dodi Hangdodo mengatakan, kini DKI punya peluang untuk merancang dan mempelajari proyek tanggul laut raksasa di Jakarta.