Titik Kumpul, Jakarta – Keterlambatan bicara pada anak akhir-akhir ini semakin sering terjadi, terutama pascapandemi COVID-19. Hal ini menjadi perhatian utama di kalangan dokter anak di Indonesia, salah satunya adalah Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Direktur Eksekutif Ikatan Anak Indonesia (IDAI).
Dalam jumpa pers yang diselenggarakan oleh IDAI pada Selasa, 15 Oktober 2024 dengan topik “Pengertian Speech Delay pada Anak”, Dr. Piprim mengidentifikasi faktor utama di balik penundaan ini. Apa alasannya? Yuk baca artikel lengkapnya di bawah ini!
PhD. Piprim menjelaskan, keterlambatan bicara pada anak dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari, terutama ketika anak menangis tanpa tujuan dan seringkali dengan nada tinggi. Namun, keterlambatan bicara bukanlah satu-satunya gejala yang harus diwaspadai. Salah satu penyebab utamanya adalah penggunaan perangkat elektronik secara berlebihan, yang dapat berujung pada kecanduan narkoba.
Banyak anak yang kecanduan produk elektronik, bahkan narkoba. Anak-anak kecanduan alat elektronik sebelum mereka dapat berbicara dengan baik, sehingga dapat menyebabkan keterlambatan bicara. Dr. dia menjelaskan: “Jumlah ini meningkat secara dramatis selama pandemi. Piprim.
Banyak anak yang kecanduan perangkat elektronik, baik itu menonton video atau bermain game tanpa berinteraksi langsung dengan orang tua atau orang terdekatnya. Efeknya? Perkembangan bahasa mereka stagnan.
“Ketika anak-anak kecanduan narkoba, orang tua sering menganggap anak mereka ‘tenang’ dan tidak berbahaya,” tambahnya. Namun hal ini berdampak besar pada tumbuh kembang anak dan aspek lainnya. “
PhD. Piprim juga menegaskan, meski teknologi sebagai alat memberikan dampak positif, namun orang tua harus sangat mewaspadai dampak negatifnya. Salah satu solusi yang mungkin dilakukan adalah berhenti menggunakan perangkat elektronik selama sebulan penuh. “Perawatannya sederhana, hanya dengan satu langkah cepat dari perangkat elektronik selama sebulan dan Anda bisa melihat kemajuan yang luar biasa,” ujarnya.
Selain mengurangi penggunaan barang elektronik, Dr. Piprim menekankan pentingnya memberikan motivasi langsung kepada orang tua untuk tumbuh kembang anak. Orang tua yang mendorong anaknya berbicara, bercerita dan lancar berbicara, berperan penting dalam mempercepat perkembangan bahasa anaknya. Komunikasi dua arah menawarkan kekuatan lebih dibandingkan membiarkan anak Anda menonton film atau video di perangkat elektronik.
Orang tua dapat mengajak anaknya berbicara, menceritakan hal-hal sederhana, dan mengoreksi ucapannya. Hal ini sangat membantu dalam mengembangkan bahasa anak. Sebaliknya orang tua sibuk dan anak dibiarkan menonton film dan YouTube, bahkan film anak-anak. “Menumbuhkan komunikasi dua arah antara orang tua dan anak adalah kunci keberhasilannya,” tegasnya.
PhD. Piprim juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga tiga hal utama pembentuk tumbuh kembang anak, yaitu kasih sayang, pengasuhan, dan pengasuhan. Anak-anak membutuhkan kasih sayang, perhatian, dan dorongan yang tepat untuk tumbuh dengan baik.
“Cinta Asih dengan sepenuh hati merupakan sesuatu yang tidak dapat tergantikan oleh perlengkapan, nutrisi, perlindungan dan kebutuhan fisik lainnya seperti sandang dan pangan.” Piprim, mengakhiri pelatihan ini.
Lokakarya yang diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia ini menekankan pentingnya peran orang tua dalam perkembangan kemampuan bicara anak serta tumbuh kembang secara keseluruhan.
Keterlambatan bicara tidak hanya disebabkan oleh faktor genetik saja, namun juga berkaitan dengan kebiasaan sehari-hari, terutama paparan produk elektronik. Disarankan agar orang tua lebih memperhatikan interaksi langsung dengan anak dan membatasi penggunaan perangkat elektronik agar anak berkembang dengan baik dalam bahasa dan bidang lainnya.