Tangerang, Titik Kumpul – Penyakit jantung dikenal sebagai silent killer. Pasalnya, serangan jantung seringkali terjadi tanpa gejala dan menjadi salah satu penyebab kematian utama di Indonesia.
Fakta ini menekankan pentingnya skrining dini untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya serangan jantung, kelainan atau masalah. Dengan cara apa? Scroll untuk mengetahui lebih lanjut, yuk!
Penyakit jantung koroner dapat diperiksa dan didiagnosis dengan dua cara, yaitu dengan CT scan jantung dan kateterisasi jantung. Kedua metode ini penting, namun diterapkan dalam situasi yang berbeda.
Ahli patologi dan konsultan kardiovaskular (intervensi) RS Bethsaida, dr. Yudistira Panji Santos, Sp.PD-KKV (M.Kes), menjelaskan perbedaan keduanya.
CT scan jantung merupakan pemeriksaan non-invasif yang menggunakan teknologi computer tomography untuk menghasilkan gambar 4D jantung dan pembuluh darah, kata dr Yudistira dalam keterangannya, Senin, 9 September 2024.
Menurut Dr. Menurut Yudistira, CT jantung merupakan pilihan tepat bagi pasien yang membutuhkan penilaian kondisi jantung secara cepat dan non-invasif.
“Dengan menggunakan teknologi ini, kita bisa mendeteksi gangguan jantung lebih dini dan menentukan langkah pengobatan yang tepat,” imbuhnya.
Sementara itu, kateterisasi jantung merupakan prosedur invasif yang melibatkan memasukkan kateter melalui pembuluh darah ke jantung.
“Prosedur ini memberikan gambaran langsung keadaan pembuluh koroner dan dapat digunakan untuk mengukur tekanan di ruang jantung. Selain itu, kateterisasi memungkinkan dokter melakukan prosedur invasif seperti pemasangan stent jika ditemukan penyumbatan, jelasnya.
Dr. Yudistira juga menyarankan untuk segera memeriksakan jantung jika mengalami gejala seperti nyeri dada, sesak napas, dan detak jantung tidak teratur (terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur).
“Kelelahan ekstrem tanpa sebab yang jelas, apalagi setelah sedikit beraktivitas, juga bisa menjadi tanda jantung tidak memompa darah secara efisien,” ujarnya.
Gejala lainnya termasuk pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau perut. Kemudian pingsan atau pusing, keringat berlebih, nyeri menjalar dari dada hingga lengan, leher atau rahang, riwayat penyakit jantung dalam keluarga, dan faktor risiko kardiovaskular.
Direktur RS Bethsaida dr. Pitono menambahkan, pilihan antara kateterisasi jantung dan CT jantung sangat bergantung pada kondisi pasien dan tujuan pemeriksaan.
“Kami selalu memastikan bahwa setiap pasien menerima pendekatan yang paling tepat untuk kondisi medisnya. Di Bethesda Hospital Cardiovaskular Center, kami berkomitmen untuk menyediakan teknologi terkini dalam pengujian dan pengobatan jantung, serta layanan terbaik untuk setiap pasien,” kata Dr. .
RS Bethsaida Gading Serpong melalui Pusat Pelayanan Kardiovaskular tidak hanya fokus pada pelayanan kuratif namun juga upaya preventif agar terhindar dari komplikasi penyakit jantung koroner dan serangan jantung. Termasuk memberikan layanan CT jantung dan kateterisasi jantung.