Jangan Pernah Simpan Tablet atau Laptop di Bagasi dan Kabin

Titik Kumpul Tekno – Sensasi viral di jejaring sosial Rosalia Anda, seorang sopir bus yang mengaku kehilangan tabletnya dalam perjalanan dari Wonosubu menuju Siputat menarik perhatian komuter Darmaningtias.

Menurutnya, sopir bus tersebut tidak lalai. Menurut dia, pengemudi bus dan pekerja tidak mungkin mengurus barang-barang pribadi dan berharga penumpangnya.

“Tugas supir mengantar (penumpang) kemana tujuan dengan selamat, bukan memeriksa barang bawaan, itu yang (aturan tiket dan supir bus) itu kesalahan penumpang.” Barang-barang penting seperti tablet atau laptop tidak boleh disimpan di bagasi dan kabin,” ujarnya, Selasa, 2 Januari 2024.

Menurut dia, seluruh moda transportasi, baik darat, laut, maupun udara, selalu mengimbau para pemudik untuk menjaga barang dan barang berharga. Tersesat bukanlah tugas sopir bus. Penumpang harus selalu berhati-hati karena bus merupakan tempat umum.

“Apalagi kalau punya data penting. Barang elektronik itu mahal, jadi mereka tidak menyimpannya. “Jadi kalau masih ada masalah ya tidak bisa,” jelas Darmeningtias.

Ia menambahkan, jika ingin menuntut ganti rugi kepada sopir bus, penumpang yang mengaku barang berharganya hilang sebaiknya melapor ke polisi. Namun, masih sedikit wisatawan yang melakukannya.

Dalam Undang-Undang Menteri Perhubungan atau Permenhub Nomor 15 Tahun 2019 tentang proses pengangkutan orang dan kendaraan bermotor di jalan, hakim mengatur tentang faktor keselamatan seperti kelaikan jalan dan pemenuhan persyaratan teknis.

Selain itu, beberapa barang, seperti barang untuk jasa keamanan, termasuk dalam barang tersebut. Peraturan tersebut tidak mengatur biaya pengangkutan untuk barang-barang pribadi dan penting karena mempengaruhi sifat bisnis transportasi.

“Karena itu logika.” Mengapa tidak diatur? Sebab, jika rencana seperti itu dibuat, maka seluruh penumpang akan menerima kehilangan barang bawaannya, yang bisa dimusnahkan. Oleh karena itu, yang dikendalikan hanya itu. Lindungi penumpang,” ujarnya.

Meski demikian, Darmaningtyas mengingatkan, isu virus ini tidak akan mempengaruhi minat para pengemudi bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) selama tetap memberikan pelayanan yang baik kepada penumpang.

Sementara itu, Haji Andi (58), sopir yang sedang menunggu bus Rosalia Egg tujuan Telaga Palur, Karanganiyar, Jawa Tengah, mengatakan, setiap dua bulan sekali, ia meneruskan Rosalia Egg ke Jakarta.

Seorang penumpang mentweet di media sosial dan mengatakan bahwa beberapa waktu lalu tabletnya hilang di dalam bus jurusan Wonosubo menuju Seputot, dia tidak mendapat masalah. “Rosalia Indah itu disiplin dan tepat waktu. Misalnya rencana berangkat waktu itu ya, harusnya kita sudah di tempat sebelumnya,” ujarnya.

Dengan demikian, Zindu (40) juga tidak tertular virus kehilangan barang di Rosalia Indah. Warga Surabaya ini masih menggunakan bus. “Saya sudah nyaman dengan pekerjaan itu,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *