Jauh dari Kemewahan, Begini Penampakan Rumah Gus Baha di Rembang

Rembang, VIVA – Ahmad Bahauddin Nursalim atau lebih dikenal dengan Gus Baha adalah sosok yang rendah hati dan sederhana, guru di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3IA Rembang, Jawa Tengah.

Dalam setiap ceramahnya, santri Kiai Maimun Zubair selalu mengingatkan pentingnya mensyukuri nikmat yang diberikan Allah (swt). Beberapa ceramahnya kerap dibagikan di media sosial.

Sumber: Nu Online

Cara bicaranya yang tenang dan penjelasannya yang mudah dipahami membuat Gus Bach menjadi sosok yang populer di kalangan masyarakat, khususnya di kalangan milenial.

Meski punya nama besar, kehidupan pendeta kondang ini nyatanya jauh dari kesan mewah. Hal ini terlihat dari cara berpakaian mereka dan tempat tinggal mereka yang sangat sederhana.

Sedangkan untuk rumah Gus Bach, terlihat di beberapa video YouTube, rumah pendeta berusia 53 tahun itu tampak berarsitektur retro sederhana, namun terlihat keren.

Warna putih dipadukan dengan aquamarine atau perpaduan warna biru muda dan hijau muda pada fasad bangunan tampak mendominasi bangunan satu lantai tersebut.

Lingkungan sekitar rumah Gus Bach juga cukup asri, dengan banyaknya pepohonan yang tumbuh disekitarnya membuat siapa pun yang berkunjung akan betah berlama-lama di rumah.

Pada bagian teras rumah, dindingnya dilapisi keramik berwarna abu-abu sehingga membuat ruangan menjadi lebih sejuk. Namun penerangan di dalam rumah bagus, tidak gelap di siang hari.

Alih-alih memasang pagar tinggi, rumah yang terletak di Desa Narukan, Kecamatan Kragan, Rembang ini justru tidak dipagari. Hal ini sesuai dengan karakter Gus Bach yang terbuka kepada semua orang.

Para tamu terkadang dihibur di teras rumahnya, meski tidak terlalu luas, teras Gus Bach diperkirakan cukup luas untuk menampung belasan orang.

Tidak hanya terlihat sederhana dari luar, namun bagian dalam rumahnya juga sama. Pria yang kerap mengenakan kemeja putih dan sarung berwarna hijau ini tak memiliki furnitur mewah di rumahnya.

Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3IA terletak tepat di seberang kediaman Gus Baha. Bangunan ini tampak bertolak belakang dengan rumah sederhana Gus Bach.

Gedung pesantren berwarna putih terlihat sangat megah. Gus Baha yang mempunyai tiga lantai ini menciptakan tempat untuk mendidik santri berprestasi, bahkan banyak di antaranya yang hafal Al-Qur’an.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *