LANGSUNG – Kabar meninggalnya Kepala Staf Angkatan Pertahanan Israel Letjen Herzi Halevi terus simpang siur. Sebab, hingga saat ini pihak militer Zionis belum memberikan pernyataan resmi mengenai kebenaran informasi yang disebarkan.
Titik Kumpul Milisi sebelumnya memberitakan, Halevi menjadi satu dari empat korban serangan drone Hizbullah pada Minggu malam, 13 Oktober 2024 waktu setempat.
Drone Hizbullah menargetkan kamp Zarit di daerah Binyamina-Giv’at Ada di distrik Haifa. Menurut beberapa sumber, Titik Kumpul Militaria, selain empat orang tewas, sekitar 60 warga sipil terluka dalam penyerangan tersebut.
Di sinilah berita kematian Halevi tersiar. Sekitar 10 akun di media sosial (Twitter) menulis bahwa Sayeret Matkal, mantan pemimpin milisi terpilih, tewas bersama tiga anak buahnya.
Namun, Halevi berada di depan beberapa pasukan Israel dari Brigade Golan Divisi 36 Komando Utara, kata IDF dalam pernyataan resmi.
Halevi langsung memuji peran tentara Israel, yang menjalankan tugasnya dengan cara yang paling penting.
“Kami dalam keadaan perang dan sulit untuk menyerang pangkalan pelatihan di garis depan, hasilnya meresahkan,” kata Halevi, menurut Titik Kumpul Military, kantor divisi 10 IDF.
“Kalian telah merawat dengan baik, mengevakuasi yang terluka dan terluka. Jagalah keluarga yang ditinggalkan, temani yang terluka dan perkuat para pemimpin dan prajurit,” ujarnya.
Pasukan Pertahanan Israel membenarkan bahwa keputusan Halevi diserahkan kepada tentara setelah Hizbullah melakukan serangan drone terhadap Binyamina Giv’at Ada. Argumen umum menyatakan bahwa ia tidak mati.
Halevi merupakan Kepala Staf Angkatan Pertahanan Israel ke-23 yang menjabat sejak 16 Januari 2024. Jenderal berusia 56 tahun itu menggantikan pendahulunya, Letjen Aviv Kohavi.