Titik Kumpul Tekno – Jepang menorehkan sejarah dengan menjadi negara kelima yang berhasil mengirimkan pesawat luar angkasa ke bulan.
Seperti dilansir NBC News, Minggu 21 Januari 2024, pencapaian tersebut menempatkan Jepang sejajar dengan Amerika Serikat, Rusia, India, dan China yang berhasil mendaratkan kapalnya di surga satelit alami Bumi.
Itu dipahat setelah Lunar Exploration Intelligent Lander (SLIM) milik Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) berhasil mendarat di permukaan bulan.
“Data terus dikirimkan ke Bumi setelah pendaratan. Ini merupakan bukti keberhasilan keinginan kami untuk melakukan pendaratan yang aman,” kata Hiroshi Yamanaka, kepala Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang.
Namun, masih ada sejumlah pertimbangan khusus yang membuat duduk menjadi kurang ideal. Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang mengonfirmasi bahwa pihaknya memerlukan lebih banyak informasi mengenai apakah pendaratan tersebut sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut JAXA, SLIM akan menyediakan teknologi pendaratan presisi tinggi. Rudal SLIM diperkirakan akan mendarat 100 meter dari target yang telah dipilih sebelumnya
“SLIM akan menunjukkan tingkat akurasi yang tinggi sehingga belum ada misi lain yang mampu mendarat di bulan,” jelasnya. Ini bisa menjadi pengamatan yang menarik, lanjut Hiroshi Yamanaka.
Mendarat di lokasi yang ditentukan tentunya akan membuat modul bulan menjadi yang terbaik dalam eksplorasi bulan. Situasinya sangat berbeda jika kendaraan tertentu tiba di lokasi yang sama sekali tidak diketahui.
Ia mengatakan, “Tujuan misi ini adalah untuk membuktikan tingkat keakuratan pendaratan. Kami ingin kendaraan kami mendarat sesuai keinginannya, bukan Bumi sesuai kemampuan kami.”
Soalnya Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang membenarkan bahwa SLIM memang mengalami kerusakan pada panel suryanya. Jadi, hingga saat ini SLIM masih mengandalkan baterai yang ada untuk dapat berfungsi, termasuk mengirimkan data yang diperlukan untuk memastikan keakuratan lokasi pendaratan.
Saat ini Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang terus berupaya mengumpulkan data sebanyak-banyaknya. Berakhirnya daya baterai tidak berarti akhir dari misi JAXA.
Keberhasilan ini membuat Jepang lebih fokus mengembangkan teknologi luar angkasa. Selain itu, beberapa peristiwa terjadi di Jepang yang seolah-olah sedang mengalami resesi.
Hiroshi Yamanaka berkata: “Mendarat di bulan adalah tantangan yang sangat sulit. Saya ingin anak-anak di masa depan dapat mengatasi proyek sulit tersebut dan mengejar ambisi baru mereka lagi.”