Denpasar – Firman Muharram harus membayar mahal atas kemenangannya atas petarung Tiongkok Jia Qiong pada laga internasional One Pride MMA 79 yang digelar di Taman Budaya Arts Center Bali pada Sabtu, 8 Juni 2024.
Prajurit Kamp Solo Akademi Han itu dikawal keluar dari Octagon oleh tim medis setelah Jia Qiong memukuli alat kelaminnya. Peristiwa itu terjadi pada duel babak pertama yang berlangsung di Bali Art Center Denpasar.
Ketua Komite Seni Bela Diri Indonesia (KOBI) Anindra Ardiansyah Bakrie mengatakan, pelanggaran bisa terjadi sewaktu-waktu. Menurutnya, para petarung tersebut merupakan olahragawan dan petarung asal Tiongkok tersebut tidak melakukan pelanggaran yang disengaja.
“Dia tidak mungkin sengaja tapi itu terjadi dan menurut dokter tidak bisa dilanjutkan, jadi kami menang,” kata Ardi usai pertarungan 9 petarung Indonesia dan China di panggung terbuka Ardhacandra Arts Center Bali, Sabtu. . Pada malam hari tanggal 8 Juni 2024.
Di awal pertarungan, kedua petarung langsung agresif dengan serangannya. Keduanya saling bertukar pukulan dan tendangan.
Firman kemudian berusaha membangun kendali dengan menyudutkan Jia Qiong ke pagar segi delapan. Pertandingan kemudian dihentikan oleh wasit karena Jia Qiong memegang kawat ring, hal yang dilarang dalam aturan MMA.
Pertarungan berlanjut lagi, situasi yang sama kembali terjadi. Ferman menyudutkan lawannya. Tak lama kemudian, Jia Qiong menendang alat kelamin Firman dengan lututnya hingga terjatuh.
Pertandingan kemudian dihentikan oleh wasit yang dipimpin Budi. Ferman Muharrem masih mengerang kesakitan dan tidak bisa berdiri. Tim medis memasuki ring dan akhirnya mengumumkan Ferman Muharrem tidak bisa melanjutkan pertarungan.
Juri kemudian memutuskan bahwa Jia Qiong telah melakukan kejahatan dan didiskualifikasi. Dan Ferman Muharrem memenangkan pertandingan tersebut. Kemenangan ini menempatkan Indonesia unggul atas Tiongkok.